Kamis, 09 November 2017

PENDEKATAN PSIKOANALITIK

Terdapat berbagai macam teori yang dapat digunakan sebagai landasan oleh seorang konselor yang melakukan konseling. Dalam bab ini akan membicarakan mengenai pendekatan psikoanalitik. Psikoanalisis merupakan metode penyembuhan yang lebih bersifat psikologi dengan cara-cara fisik. Yang tokoh utama dan pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud, sebagai orang yang mengemukakan konsep ketidaksadaran dalam kepribadian. Konsep-konsep psikoanalisis banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan konseling.
.    Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan psikoanalitik adalah contoh dari pendekatan yang telah mengalami modifikasi terus-menerus dengan ide-ide baru. Sejak dikembangkan oleh Freud, pendekatan ini terus mengalami modifikasi sampai sekarang.
Pendekatan psikoanalitik menekankan kepada pentingnya riwayat hidup klien (perkembangan psikoseksual), pengaruh dari impuls-impuls genetik (instink), energy hidup (libido), pengaruh dari pengalaman dini kepada kepribadian individu, serta irasionalitas dan sumber-sumber tak sadar dari tingkah laku manusia. Konsep psikonalitik mengenai kesadaran meupakan kontribusi yang sangat signifikan. Taraf conscious  berisi ide-ide yang disadari individu pada saat itu; taraf preconscious, berisi ide-ide yang tidak disadari idividu pada saat itu, tetapi dapat dipanggil kembali; taraf unconscious, berisi memori dan ide yang sudah dilupakan oleh individu. Menurut Freud, yang tidak disadari merupakan bagian terbesar daripada kepribadian yang memiliki pengaruh kuat pada tingkah laku individu, dan Freud mengeluarkan teori kepribadian menyangkut tiga hal:

   1.      Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian terdiri dari tiga sitem, yaitu id, ego, dan super ego.
Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Id berfungsi menghindar diri dari ketidaksenangan dan mencari atu menjadikan kesenangan atu kepuasan. Ada dua cara id menghilangkan rasa tidak enak atau mencari kepuasan tersebut, yaitu:
a.      Dengan reflek atau reaksi-reaksi otomatis sepertibersin, mengedipkan mata, dan lain-lain.
b.      Dengan proses premier, misalnya pada waktu lapar maka id membayangkan ada makanan yang lezat.
Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Ego mempunyai prinsip mereduksikan ketegangan yang timbul dalam organisme sampai ada benda nyata yang sesuai. Jadi ego mempunyai prinsip kenyataan dalam melanjutkan proses primer dan proses sekunder.
Perbedaan pokok id dan ego adalah kalau id mengenal bayangan dunia subjektif, sedangkan ego dapat membedakan sesuatu ynag hanya ada dalam subjektif dan sesuatu yang ada dalam dunia objektif.
Selain hal itu, ego berfungsi pula mengontrol dan mengendalikan jalan-jalan yang ditempuh didalam kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan cara memilih objek-objek yang dapat dipenuhi. Didalam melaksanakan fungsi ini, ego selalu mempersatukan pertentangan antara id dan  super ego dengan dunia objektif.
Super ego merupakan aspek sosiologis yang mencerminkan nilai- nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yan ada dalamkepribadian individu. Super ego mengutamakan kesempurnaan dari kesenangan dan yang pokok apakah sesuatu itu salah, pantas atau tidak,. Dengan demikian, pribadi bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
            Fungsi superego dalam hubungannya dengan id, dan ego adalah:
a.       Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat dipengaruhi oleh masyarakat.
b.      Mendorong ego untuk lebih mengejaar hal-hal yang moralitas daripada realiitas.
c.       Mengejar kesempurnaan
Dengan demikian, superego cenderung menentang id maupun ego dan membuat dunia menurut konsepsi yang ideal. Demikianlah struktur kepribadian menurut Freud, terdiri dari tiga aspek. Hal yang perlu diingat bahwa aspek-aspek itu hanya nama-nama untuk berbagai proses psikologisyang berlangsung dengan pirnsip yang berbeda satu sama lain. Dalam keadaan biasa ketiga sistem itu bekerja sama dengan diatur oleh ego.

    2.      Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena energi terbatas, maka terjadi semacam persaingan dalam menggunaan energi tersebut.
Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindahkan dari energi fisiologis dan sebaliknya. Jembatan antara energi tubuh dengan kepribadian ialah id dan insting
Ada tiga istilah yang banyak persamaannya, yaitu insting, keinginan, dan kebutuhan. Insting adalah smber perangsang somatic dalam yang dibawa sejak lahir. Freud beranggapan bahwa sumber-sumber perangsang dari luar ini memainkan peranan yang kurang penting jika dibandingkan dengan insting pada umumnya perangsang dari luar lebih sedikit pengaruhnya terhadap individu, karena orang bisa menghindarkan perangsang dari luar, tetapi takkan bisa melarikan preangsang dari dala. Insting mempunyai empat macam sifat yaitu:
a.       Sumber, yaitu kondisi jasmaniah
b.      Tujuan
Tujuan insting ialah menghilangkan rangsangan kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh meningkatnya energy yang ditiadakan. Misalnya, tujuan insting lapar ialah menghilangkannya dengan cara makan.
c.       Objek insting
Ialah segala aktivitas yang mengantarai keinginan dan terpenuhinya keinginan tersebut.
Jadi tidak terbatas pada bendanya saja.
d.      Pendorong atau penggerak insting
Dalam usaha menegakkan dan mengontrol id agar memuaskan impuls yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat, super ego menggunakan energi dari id. Maka akibatnya sering super ego bertentangan dengan id, sebab super ego mencegah pernyataan-pernyataan dari dorongan primitif id terutama dari dorongan seksual dan agresi (dengan cara yang tidak dibenarkan masyarakat). Id dan super ego sama-sama irrasional atau tidak mampu dalam menentukan khayalan dengan kenyataan, hanya berbeda dalam tujuan, id hendak memuaskan impuls-impuls, sedang super ego hendak menurutkan moral masyarakat.


      3.      Tahap Perkembangan
Kepribadian menurut Freud mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber ketegangan, yaitu: proses pertumbuhan fisikologis (kedewasaan), frustasi, konflik, dan ancaman.
Sebagai akibat adanya tantangan dari keempat hal tersebut individu berusaha untuk menemukan atau belajar cara-cara untuk meredakan ketegangan. Belajar menggunakan cara-cara baru dalam meredakan ketegangan inilah yang disebut perkembangan kepribadian.
Cara atau metode yang digunakan oleh individu untuk mengatasi frustasi, konflik dan kecemasan adalah dengan identifikasi, pemindahan sublimasi, mekanisme pertahanan ego dan perubahan insting-insting. Freud membagi perkembangan tersebut atas beberapa fase, namun fase tersebut bukanlah batas yang tajam. Fase perkembangan tersebbut alah:
       a.       Fase Oral: 0-1 tahun, pada fase ini mulut merupakan daerah pokok daripada daerah dinamik.
      b.    Fase Anal: 1-3 tahun, pada fase ini kateksis dan aniti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran).
      c.       Fase Phallis: 3-5 tahun, pada fase ini alat kelamin merupakan daerah organ terpenting.
     d.      Fase latent: 5-13tahun, pada masa ini impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan.
   e.     Fase Pubertas: 12-20 tahun, pada fase ini impuls- impuls yang selama fase latent tertekan, menonjol, dan membawa aktivitas-aktivitas dinamis kembali. Apaila aktivitas dinamis ini dapat dipindahkan dan disublimasikan oleh ego yang berhasil, maka sampailah orang-orang kepada kematangan terakhir.
   f.       Fase Genital: pada fase ini individu telah berubah dari mengejar kenikmatan, menjadi orang dewasa yang telah mengasosialisasikan dengan realitas. Fungsi pokok fase genital adalah reproduksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar