TUGAS ANOTASI BIBLIOGRAPI
Nama : Insan Kamil
NIM : 15420030
Topik : Derivasi dan
Penggunaan Serapan dalam Pengajaran Bahasa Arab
A.
TESIS
Identitas
tesis
-
Pengarang : Muh. Fihris Khalik
-
Judul : Derivasi Dalam Bahasa Arab Dan
Bahasa Indonesia Hubungan Bentuk Dan Makna
-
Kota
Terbit : Jakarta
-
Penerbit : UIN Jakarta
-
Tahun : 2009
Dalam literature ini ada dua permasalahan yang akan dibahas yaitu
meenguji kebenaran bahwa derivasi dalam sutau bahasa merupakan indikator
penting dalam peningkatan dan mengembangan suatu bahasa dan makna apa saja yang
akan dihasilkan setelah mengalami perubahan secara afiks Kedua pertanyaan
tersebut penulis gunakan untuk mengukur hubungan derivasi bahasa Arab dan
bahasa Indonesia.
Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan content analysis, di mana penulis
membaca teks yang berbentuk kata yang sebabkan oleh
adanya zawā
id
atau
afiksasi. Selain itu,
penulis juga menggunakan pendekatan komparatif untuk melihat dan menganalisa
aspek persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut.
Penelitian
ini merupakan penelitian dengan metode library research dengan teknik
sebagai berikut
-
Teknik Analisis
Unsur Bawahan Langsung pada dasarnya menyatakan bahwa
setiap satuan bahasa terdiri atas dua unsur langsung yang membangun satuan
bahasa itu
-
Teknik Model
Kata dan Paradigma merupakan model analisis morfologi
tertua dalam sejarah linguistik. Dalam model ini yang dijadikan satuan dasar
adalah 'kata',
-
Teknik Model Tata
Nama dapat disajikan dalam bentuk unsur-unsur gramatikal,
yakni morfem, serta memcoba memperlihatkan bagaimana hubungan di antara
unsur-unsur itu
-
Teknik Model
Proses digunakan untuk menganalisis proses setiap bentuk
konpleks yang diakui terjadi sebagai sebuah hasil atau proses yang melibatkan dua
komponen yaitu kata dasar dan proses.
Tesis
ini menunjukkan bahwa kehadiran morfem afiks atau zā idah yang melekat
pada stem tidak hanya mampu memformulasi bentuk kata, namun kehadirannya juga
mampu melahirkan variasi makna. Ada empat faktor utama yang memperkuat teori
ini, yaitu; pertama, afiksasi merupakan pembentuk kata dan makna baru
terhadap bahasa. Sebagai wujud nyata implementasi afiksasi, dalam bahasa Arab satu
kata dapat diderivasi menjadi sekitar 168 bentuk kata yang berstandar tsulā
tsi mujarrad dan tsulā tsi mazid, dan jika digabungkan dengan
perubahan infleksinya akan mencapai 1.338 kata. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia proses afiksasi hanya mencapai sekitar 17 bentuk kata saja.
Kedua, hubungan
bahasa Arab dan bahasa Indonesia dapat dilihat dua aspek, yaitu pertama, pada
tataran morfologi, terdapat persamaan pada titik penempatan prefiks, infiks,
dan sufiksnya. Sedangkan pada titik penggunaan konfiks atau klofiks keduanya
mempunyai aturan masing-masing. Letak perbedaan keduanya bisa dilihat pada
penempatan morfem afiks pada stemnya, misalnya dalam bahasa Indonesia hubungan
antara afiks dan stem terpisah (misalnya mem-baca-kan), sedangkan dalam bahasa
Arab afiks masuk secara acak pada bentuk dasarnya (misalnya تفاعل ta- dan -alif- masuk
dan mengantarai fa fi’il yang menjadi bagian stemnya). Selain itu, huruf
vocal dalam bahasa Indonesia hanya berfungsi sebagai pembentuk suku kata, sedangkan
huruf vocal (harakah) dalam bahasa Arab turut berperan dalam pembentukan
dan pengembangan makna.
Ketiga, pada tataran
semantik, kehadiran afiksasi menempatkan bahasa tersebut semakin komplit dan
sempurna karena satu kata dapat dimaknai lebih dari satu.
Tesis ini mengkaji sesuatu yang sangat rumit dan kompleks. Penulis
bisa menyajikan isi dengan paparan yang rinci dan teliti. Kemudian dari sisi
topik maka topik yang dikaji oleh penulis adalah suatu pembahasan yang sangat
membantu bagi orang lain untuk memahami derivasi bahasa Arab dengan bahasa
Indonesia.
B.
TESIS
Identitas
tesis
-
Pengarang : Nurdin
-
Judul : Penggunaan Kata Serapan dalam
Pengajaran Bahasa Arab
-
Kota
Terbit : Jakarta
-
Penerbit : UIN Jakarta
-
Tahun : 2009
Berdasarkan latar yang ditulis oleh penulis maka rumusan masalah
yang hendak dibahas penulis adalah Bagaimana penggunaan kata serapan dalam
menunjang keberhasilan pengajaran bahasa Arab di Madrasah
Dalam
menganalisis data dipergunakan analisis kontrastif (contrastive analysis atau
at-tahlîl at-taqâbûliy),41 dan analisis semantik (Semantic analysis atau
at-tahlîl ad-dalâliy),42 karena tidak sedikit bahasa Arab yang telah menjadi
bahasa Indonesia, struktur serta pengucapannya, banyak yang telah disesuaikan
dengan struktur serta pengucapannya, dan maknanya pun banyak yang telah
mengalami perubahan..
Dalam
tesis ini dipergunakan metode deskriftif (al-dirâsat al-washfiyyat) metode ini
berpedoman kepada deskripsi terhadap apa yang ada atas dasar pengamatan,
penggolongan, dan generalisasi. Selain itu dalam studi ini juga digunakan
metode preskriptif dengan mengemukakan norma-norma tertentu dalam memberikan
deskripsi. Atas dasar itu dilakukan studi perbandingan antara struktur bunyi
konsonan bahasa Arab dan bahasa Indonesia untuk menganalisis fenomena pengucapan,
sehingga sampai kepada interpretasi ilmiah.
Kesimpulan
yang disampaikan penulis bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab, adalah agar siswa
terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa
Arab, bagi siswa Indonesia, tetaplah sebagai bahasa asing, sehingga proses
mempelajarinya selalu menjumpai kesulitan dan permasalahan. Kesulitan dan
permasalahan itu dapat bersumber dari adanya perbedaan antara bahasa Arab dan
bahasa Indonesia, baik dalam aspek fonem, morfem dan sintaksis, serta aspek makna.
Secara
teoritis, Kurikulum madrasah dan Garis-garis besar Program Pegajaran (GBPP)
bahasa Arab tahun 1984, sebenarnya telah memuat bahan dan sistematika
pengajaran yang sesuai dengan teoritis di atas. Dalam kurikulum tersebut juga
telah dimuat unit-unit pelajaran (daras) yang terdiri dari bacaan (muthala’at),
kosakata (mufradat), struktur kalimat (nahwu/sharaf), percakapan (muhadatsah),
dan menulis atau mengarang (imla’/insya’) pada prinsipnya telah disusun secara
beraturan dan terpadu, hanya disayangkan, materinya terlalu tinggi, sehingga
sulit diserap oleh siswa. Oleh karena itu, kalau kurikulum ini harus diikuti, maka
perlu dilakukan seleksi (pemilihan) bahan berdasarkan kriteria frekuensi
(frequency counts), range, availability, coverage, dan learnability.
Dilihat
dari kriteria pemilihan kosakata di atas, kata serapan, sebagaimana telah
diuraikan di atas, menempati prioritas pertama dalam materi pengajaran bahasa
Arab bagi siswa Indonesia. Dan dapat di jadikan materi pelajaran bahasa Arab
yang sesuai atau menyempurnakan materi pelajaran yang ada sehingga program
pengajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah (MTs.) dan Madrasah Aliyah (MA)
disusun dalam tingkat dasar, agar siswa Indonesia dapat menguasai kemampuan
dasar yang kuat untuk ditingkatkan ke marhalat selanjutnya, karena keterampilan
berbahasa itu bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya.
Dapat
dianalisa bahwa tesis ini menyampaikan dengan baik tentang topik yang dikaji.
Sangat bisa dikatakna bahwa pembahasan ini membantu pengajaran bahasa Arab bisa
dipermudah dengan memahami bahasa serapan bahasa Arab yang dipakai di
Indonesia.
C. JURNAL
Identitas jurnal
-
Penulis : Syamsul Hadi, M. Ramlan, Siti
Chamamah, dan Dewa Putu
-
Judul : Perubahan Fonologis Kata-kata
Serapan dari Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia
-
Kota terbit :
-
Penerbit : Humaniora
-
Tahun : 2003
Sebuah
jurnal yang membahas tentang
perubahan-perubahan yang terjadi selama proses penyeapan bahasa Arab ke bahasa
Indonesia. Landasan teori yang dipakai adalah teori perubahan bunyi yang
dikemukakan oleh Crowly (1987) yang menyebutkan ada dua tipe perubahan bunyi
yaitu lenisi dan kompresi.
Dari latar belakang yang mendaasari
penulisan jurnal ini maka penulis dalam hal ini menggunakan metode Padan
Translasional yang biasanya digunakan untuk memadankan unsur-unsur teranalisis
yakni kata-kata serapan bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Dari
perbandingan bunyi-bunyi dan fonem-fonem pembentuk kata pada kedua bahasa,
diketahuilah perubahan-perubahan bunyi yang terjadi sebagai akibat dari proses
penyerapan.
Berdasarkan teori Crowly tentang
perubahan bunyi, ternyata ada beberapa perubahan bunyi yang tidak ditemukan
dalam penyerapan kata-kata Arab dalam bahasa Indonesia ini, yakni haplogi,
reduksi gugus konsonan, dan perubahan bunyi tak normal. Akan tetapi ditemukan
dua gejala perubahan lain yakni monoftongisasi dan penyingkatan.
Dengan mempelajari bahasa serapan maka akan memudahkan
dalam proses pembelajaran.
The 10 best casinos near The Colville Hotel in Washington
BalasHapusThe 10 best casinos near The Colville Hotel 고양 출장마사지 in Washington · Casinos: The Colville, Washington · Slots: 498 · Table Games: 충주 출장마사지 13,500 · 충청남도 출장마사지 Slots: 498.3 · Vegas: 1300 · 제천 출장샵 Blackjack: 서울특별 출장샵 1200.