Senin, 24 Oktober 2016

PERBEDAAN TA' MARBUTHAH DENGAN TA' MABSHUTHAH

1.      Ta’ marbuthah, disebut juga ta’ qashirah. Disebut marbuthah karena bentuknya yang tertutup seperti diikat. Disebut qashirah karena bentuknya pendek (lebih pendek dari ta’ maftuhah). Ta’ marbuthah adalah ta’yang ketika dibaca washal tetap bersuara ta’, tetapi ketika dibaca waqaf bersuara ha’. Ta’marbuthah hanyaberada dalamkalimat ism, dan selalu berada diakhir kalimat.
Bentuk : ة

2.      Ta’ mabsuthah disebut juga sebagai ta’ maftuhah atau ta; thawilah. Disebut mabsuthah atau maftuhah karena bentuknya terbuka, dan disebut thawilah karena bentuknya yang panjang (lebih panjang dari ta’ marbuthah). Ta’ maftuhah adalah ta’ yang bersuara ta’ baik ketikadibacawashal maupun waqaf. Ta’ maftuhah tidak selalu diakhir seperti ta’ marbuthah, bisa diawal kalimat, ditengah, atau diakhir. Ta’ maftuhah tidak hanya berada dalamisim tetapi juga dalam fi’il.
Bentuk : ت

PERBEDAAN MADD, TANWIN, DAN SYADDAH

 1.      QAWA’ID IMLA’ I : Mad, Tanwin, dan Syaddah.
a.        الْمَدُّ(Al-Madd)
     Yang dimaksud mad atau harokat panjang dalam pembahasan ini adalah merubah hamzah yang mati/sukun menjadi alif dengan meletakkan tanda mad (~) diatas alif untuk menunjukkan panjangnya bacaan. Ada beberapa hal yang menyebabkan perubahan ini.
Penjelasan :
1.   Jika dua hamzah berkumpul menjadi satu diawal kalimat, hamzah yang pertama berharokat fathah dan hamzah yang kedua mati/sukun, maka dua hamzah ini dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
 وصل آدم إلي الجامعة = أَأْدم
آمل  أن يحضر المدير الحفل= أَأْمل
2.   Jika hamzah diatas alif berharokat fathah dan berada diawal kalimat dan setelahnya adalah alif, maka hamzah dan alif dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
كان المهندس آمرًا العمّال يهدم العمارة= أَامر
3.   Jika hamzah istifham masuk pada hamzah washal yang ada di ال takrif maka dua hamzah ini dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
آلكتاب مفيد؟= أ + الكتاب
4.   Jika hamzah diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah harokat fathah dan huruf setelahnya adalah alif, maka keduanya dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
للصّحف مَآثر كثيرة= مأاثر

5.   Jika hamzah diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah huruf shahih yang mati/sukundan setelah hamzah adalah alif, maka keduanya dirubah dengan tanda alif menjadi mad (~) diatasnya. Contoh:
المؤمن مرأة  أَخيه= مرءاة
6.   Jika hamzah diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah harokat Fathah dan setelah hamzah adalah alif tasniyah maka hamzah dan alif tasniyah dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh: هذان مَخْبَانِ كبيران= مَخْبَاء + ان
7.   Jika hamzah diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah huruf shahih yang mati/sukun yang termasuk huruf yang tidak boleh disambung( ز- ر- ذ- د- ا- و) dan setelah hamzah adalah alif tasniyah, maka keduanya dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
هذان جزآنِ من القرآن= جزأ + ان



b.       التَّنْوِيْن(Tanwin)
     Tanwin adalah tanda baca yang yang hanya dapat diletakkan pada huruf terakhir suatu kata benda (ism),yang tidak memiliki ال.
Tanwin terdiri atas 3 macam, yaitu :
1.   Tanwin fathah yang disebut fathatan (فتحتان) berbunyi /an/. Ini dilambangkan dengan dua fathah   ( ً). Yang diletakkan diatas huruf.
2.   Tanwin kasrah yang disebut kasratan (كسرتان) berbunyi /in/. ini dilambangkan dengan dua kasrah ( ٍ ) yang diletakkan dibawah huruf.
3.   Tanwin dhammah yang disebut juga dhammatan (ضمتان) berbunyi /un/. Ini dilambangkan dengan dua dhammah  ( ٌ ) yang diletakkan diatas huruf.



      Nashif Yumayyin dalam al-Mu’jam al-Mufasshalfi al-Imla’, menjelaskan bahwa tanwin dibagi menjadi dua,yaitu asli dan tidak asli.
a.      Tanwin  Asli
Tanwin asli ada 4 yaitu:
1.      Tanwin tankir (تنكير) yaitu tanwin yang berada dalam isim makrifat untuk menjadikannya nakirah (bersifat umum). Seperti شاهدت يزيدَ ويزيدًا اخا ر , yazid adalah isim makrifat (bersifat khusus/ tertentu) karena menunjukkan nama (alam/علم). Yazid yang pertama adalah Yazid yang sudah dikenal. Yazid yang kedua termasuk isim makrifat adalah yazid yang tidak dikenal bersifat umum karena tanwin yang disandangnya (يزيدًا). Tanwin yang masuk pada isim makrifat yang menjadikannya nakirah ini disebut tanwin tankir.
2.      Tanwin iwadh (عوض), yaitu tanwin yang menggantikan :
-          Huruf yang dibuang
-          Kalimat yang dibuang.
3.      Tanwin tamkin, tanwin yang berada diakhir isim yang mu’rob dan bukan isim ma’rifat. Seperti : قرأت جريدةً, هذا كتابٌ جديدٌ
4.      Tanwin muqabalah (pengimbang), tanwin yang berada dalam isim jama’ muannats salim sebagai bentuk muqabalah dengan nun (pengganti tanwin) yang ada dalam jamak mudzakar salim.


b.      Tanwin Tidak Asli
            Tanwin tidak asli lebih banyak digunakan dalam syair-syair, yang bertujuan untuk keserasian (tanasub), keindahan dan penguatan makna. Seperti tanwin al-tarannum) الترنم (, yaitu menambahkan nun sukun pada qafiyah (akhir rima) suatu syair.







c.       الشدة atau اتشديد (asy-Syaddah atau at-Tasydid)
     Yaitu tamda baca yang dilambangkan dengan tanda (  ّ ) yang diletakkan diatas huruf untuk menunjukkan bahwa huruf tersebut harus dibaca ganda.
Yang diberitanda baca syaddah hanyalah huruf-huruf yang terletak ditengah atau diakhir kata, sedangkan huruf yang terletak diawal kata tidak diberi tanda syaddah.

     Tanda syaddah pada huruf awal hanya diberikan pada bagian kata benda yang menggunakan alif-lam ( ال ), sedangkan pada sebagian yang lain tidak.

DARI RATIH PBA UIN SUKA 2015

PEMBUNGAN ALIF LAM DAN NUN

A.       Pembuangan ال
Pembungan ال  terjadi apabila, ال  jatuh setelah ل dan huruf sesudah ال juga berupa huruf ل. Contoh: اصغيت للّحن الجميل yang asalnya اصغيت ل اللحن الجميل .
Atau terjadi ketika pada isim mausul yang ditulis dengan dua ل . Contoh: للاّتي فعلن الخير yang asalnya ل ل التي .

B.       Pembuangan نون
1.        نون pada lafadz من dan  عن dibuang apabila masuk padaما  atau من .
Contoh: ممّا yang asalnya من ما ,عمّا yang asalnya عن ما , عمّن yang asalnya عن من .
2.        نون pada lafadzالشرتية  ان apabila sesudahnya berupa م الزائدة .
Contoh: امّا يبلغنّ عندك yang asalnya ان ما يبلغنّ
Atau sesudah نون pada lafadzالشرتية  ان berupa لا النفية
Contoh: الا تنصروه  yang asalnya ان لا تنصروه
3.        نون pada lafadz ان المصدريه الناصبه jatuh setelah ما.
Contoh: اما انت منطلق yang asalnya ان ما انت.
Atau jatuh setelah لا النافيه او الزائده.
Contoh: عسى الاّ يمرض yan asalnya عسى ان لا يعض ,



PEMBUANGAN ALIF

 Pembuangan الف

1.        Membuang alif ketika berada di awal kalimat.
a.       Membuang الف  pada lafadz  ابن dan ابنة .
1)    Dengan syarat salah satu dari keduanya) lafadz  ابن dan (ابنة
a)      Mufrod
b)      Menjadi na’at
c)      Berada di antara dua ‘alam yang mubasyarah (bertemu langsung), dengan syarat:
-       Alam yang awal tidak ditanwin.
-       Alam kedua terkenal dengan sifat ke-bapakan, walaupun mengaku-ngaku, dan dengan syarat tidak boleh di awal tulisan.
Yang dimaksud dua ‘alam yaitu
a.       Alam asma, yaitu nama asli.
Contohnya محمد و على
b.      Alam kinayah dari seseorang yang tidak diketahui.
Contohnya فلان بن فلان
c.       Alam kinayah menurut teori nahwu, yaitu yang berasal dari اب و ام
d.      Lakob atau julukan.
Contohnya زين العابدين
Contoh pembuangan alif pada lafadz ابن و ابنة : عيسى بن مريم او مريم بنة عمران او ابو بكر بن ابى قحافة
Alif tidak dibuang seperti dalam contoh رحم الله السن و الحسين ابن على karena tasniyah (terdapat dua ‘alam sebelum lafadz ابن).
Alif tidak dibuang juga seperti dalam contoh قال محمد هو ابن مالك karena tidak bertemu langsung (tidak adanya mubasyarah).
2)    Jatuh setelah يا yang menunjukan makna nida.
Contoh :  يابنة عبد الله
3)    Apabila kemasukan hamzah istifham.
Contoh ابنك هذا؟
b.      Membuang alif pada lafadz اسم dalam basmallah, yang tadinya باسم الله menjadi بسم الله . tetapi berbeda ketika pada lafadz باسمك اللهم maka alifnya tidak dibuang.
c.       Membuang alif pada lafadz ال
1)      Ketika alif pada lafadz ال kemasukan lam.
2)      Contoh: انه للحق  yang asalnya انه ل الحق .
3)      Ketika alif pada lafadz ال didahului على yang dibuang alif dan lamnya dalam bahasa sebagian orang arab.
Contoh: علماء بنو فلان yang asalnya على الماء .
4)      Ketika alif pada lafadz ال didahului من yang dibuang nunnya dalam bahasa sebagian orang arab.
Contoh: ملان yang asalnya من الان .
5)      Ketika alif pada lafadz ال didahului lafadz بنون atau بنين  yang dibuang wawu dan nun atau ya dan nunnya dalam bahasa sebagian orang arab.
Contoh: في بنو العنبر او بني العنبر
6)      Membuang alif pada lafadz ام dalam pengucapan orang arab ويلمه  .
7)      Contoh: ويلمك  yang asalnya ويل امّك atau ويل ل امك
2.        Membuang alif ketika berada di tegah kalimat:
a.       Membuang alif pada lafadz جلاله yaitu lafadz الله yang asalnya اللاه
b.      Membuang alif pada lafadz الرحمن yang asalnya الرحمان .
c.       Membuang alif pada lafadz طه yang asalnya طاه
d.      Membuang alif pada lafadz  يس yang asalnyaياس
e.       Membuang alif pada lafadzاله  yang asalnyaالاه
f.       Membuang alif pada lafadz السمواة yang asalnya السماواة
Begitu juga alif pada lafadz لكن yang asalnya لاكن ,لكنّ  yang asalnya لاكنّ , اولئك yang asalnya اولائكو, ثلثمائة yang asalnya  ثلاث.
Begitu juga alif yan berada pada علم yang lebih dari tiga huruf seperti pada lafadz ابرهيم yang asalnya ابراهيم, اسمعيل yang asalnya اسماعيل , اسحق yang asalnya اسحاق .
3.      Membuang alif ketika berada di akhir kalimat
a.       alif ketika berada di akhir kalimat ketika masuk pada ما istifhamiyah yang didahului huruf jer atau isim.
Contoh: فيم؟ yang asalnya في ما؟ , علام؟ yang asalnya  على ما؟.
b.      alif yang diakhir lafadz طه  yang asalnya طها .
c.       alif ketika berada di akhir kalimat ketika masuk pada يا الندائية yang masuk pada:
1)   setiap ‘alam yang didahului hamzah, dan tidak ada sesuatu apapun yang dibuang dari ‘alam itu.
Contoh: ياحمد yang asalnya يا احمد , ياسعد yang asalnya يا اسعد . berbeda ketika pada lafadz ادم  dan ازر maka alifnya tetap يا ادم و يا ازر .
2)   lafadz اهل او ايّ او ايّة .
Contoh: ياهل الصلاح, يايها الرجل, يايتها النفس المطمئنة
d.      alif ketika berada di akhir kalimat ketika masuk pada ها التنبيه yang masuk pada:
1)   isim isyarah yang tidak didahului تاء او هاء   dan tidak di akhiri كاف .
contoh: هذا  yang asalnya هاذا , هذه yang asalnya هاذه , هؤلاء yang asalnya ها ؤلاء . tetapi berbeda ketika pada lafadz ها هنا او ها ذاك او ايهاذا  maka, alifnya tetap.
2)   Dhomir yang didahului dengan hamzah.
Contoh: هانا او هانتم
e.       alif ketika berada di akhir kalimat ketika masuk pada lafadz انا yang didahului ها dan diikuti ذا .
Contoh:  هانذا  yang asalnya ها انا ذا
f.       alif ketika berada di akhir kalimat ketika masuk pada lafadz ذا isyarah yang dibarengi dengan لام البعد (lam yang menunjukan makna jauh).
Contoh: ذلك  yang asalnya ذالك ,ذلكما  yang asalnya ذالكما . Berbeda ketika yang mengikutinya itu لام الجر maka alifnya tidak dibuang. Contoh: ذا لك او ذا لكما


dari M. ZAENI AMIEN PBA UIN SUKA 2015