Selasa, 13 Desember 2016

MAKALAH IMPLEMENTASI TEORI PEMBELAJARAN BAHASA

untuk download file silahkan klik di sini

MAKALAH
Implementasi Teori-Teori Pembelajaran Bahasa Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu : Bpk. Nurhadi, MA.


Disusun Oleh:
Elsa Navella                            15420117

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Belajar merupakan proses seseorang untuk mendapat pengetahuan. Adapun pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan kepada pembelajar. Agar mampu mencapai tujuannya. Dalam proses pembelajaran, seseorang harus memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memahami teori-teori belajar.
Dalam sejarah peradaban, telah banyak bermunculan teori-teori belajar dari yang paling awal behavioris, kognitif, sampai humanistiktik. Dan ketiga tersebut menjadi teori yang populer dan menjadi cikal perkembangan teori-teori selanjutnya.
Namun sebagian orang,  memaknai teori hanya sebagai pengetahuan belaka. Dan terkadang tidak menerapkan pengetahuan akan teori kedalam prakteknya. Sehingga praktek yang dilakuakan hanya sekedar jalan dan tidak terarah, padahal esensi teori sesungguhnya adalah sebagai petunjuk arah dalam praktek. Hal ini dapat terjadi karena belum adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai teori beserta implementasinya.
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang teori-teori belajar beserta penerapannya. Adapun teori yang akan dibahas yakni teori belajar Behavioris, Kognitif,  dan Humanistik. Beserta implementasi dalam pendekatan, srategi, maupun teknik yang diperoleh dari tiap-tiap teori tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa makna teori behavioris, kognitif dan humanistiktik?
2.      Bagaimana Implementasi teori-teori tersebut?

C.    TUJUAN

1.      Memberikan informasi tentang pengertian teori-teori belajar.
2.      Memberikan informasi tentang Implentasi teori-teori belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN

Sebelum membahas tentang pengimplementasian teori-teori belajar hendaknya terlebih dahulu memahami istilah-istilah yang berkaitan tentang teori-teori tersebut. Adapun istilah-istilah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi, istilah pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran.
1.      Pendekatan teori
Menurut W.Gulo pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengungkapkan cara siswa berinteraksi dengan lingkungan.[1] Pendekatan juga dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalam mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Kemudian menurut Perceival dan Ellington (1998),  mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran yang meliputi pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher center) dan pendekatan  yang berorientasi pada siswa (student center).
2.      Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Didalam penggunaan metode pun bervariasi tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Metode ini lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu.
3.      Teknik Pembelajaran
Menurut KBBI teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu. Secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikan suatu metode. Teknik digunakan oleh guru sebagai jalan, alat, atau media yang digunakan untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang akan dicapai.

B.     TEORI-TEORI PEMBELAJARAN BAHASA

1.      Teori Behavioris
Teori Behavioris merupakan teori yang paling awal berkembang. Teori ini memandang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan kata lain belajar dikatakan dapat mencapai tujuannya jika mampu merubah tingkah laku pembelajar. Teori ini disebut juga sebagai teori belajar tingkah laku.
Teori behavioris berorientasi pada hasil yang dapat diukur, diamati, diuji, dan dianalisis secara obyektif. Perubahan  perilaku dalam teori ini diperoleh dengan pengulangan dan pelatihan. Dalam  proses belajar teori ini hanya menitik beratkan pada stimulus-resppon dan mengabaiakan proses. Teori  behavioris hanya memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang tampak yang dapat diamati. Dan tidak mengakui segala sesuatu yang bersifat subjektif seperti, sensasi, hasrat, tujuan  bahkan berfikir dan emosi sejauh kedua pengertian  tersebut dirumuskan secara subyektif.[2]
Dalam pembelajaran ini menyatakan  bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Dan guru memegang otoritas penuh didalam kelas.
2.      Teori Belajar Kognitif
Berlawanan dengan teori sebelumnya yakni behavioris, teori ini lebih menekankan pada proses belajar daripada hasi belajar.  Menurut teori ini belajar merupakan proses berfikir yang kompleks. Teori kognitif memusatkan perhatian pada cara manusia merasakan, mengolah, menyimpan, dan  merespons informasi serta mampu menggabungkan informasi yang baru dengan informasi yang telah dimilikinya.[3]
Proses-proses kognitif meliputi 5 hal yaitu, presepsi, perhatian, ingatan,  bahasa, dan berpikir.  Teori ini berhasil memberikan penjelasan tentang pengaruh proses mental terhadap perilaku, yang sebelumnya diabaikan pada teori behavioris.
3.      Teori Belajar Humanistik
Teori ini lebih mengarah pada pembahasan tentang belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa diamati dalam dunia keseharian. Semua teori yang ada dapat dimanfaatkan asal sesuai dengan  tujuan teori ini yakni “memanusiakan manusia”. Pada dasarnya teori ini tidak memiliki rumusan tertentu mengenai belajar.  Para tokoh aliran ini beranggapan bahwa seharusnya dalam proses belajar semua aspek pada manusia dilibatkan  sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Roger misalnya salah satu tokoh humanistiktik yang mengkaji “manusia utuh”, menarik kesimpulan bahwa manusia adalah mahluk selain sebagai mahluk fisik dan kognitif lebih utamanya sebagai mahluk emosional. Dari sinilah dapat kita simpulkan bahwa humanistiktik mengedepankan optimalisasi fungsi semua aspek yang ada pada manusia melalui penekanan belajar afeksi atau pemanfaatan otak kanan.[4]  Hal ini nampak dalam penggunaan istilah-istilah yang digunakan dalam teori ini, seperti pendidikan  bebas ketegangan,  bebas ancaman, pendidikan premisif (berpusat pada perasaan), dll.

C.    IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR

   1.      Teori Behavioris
Pada teori behavioris secara umum menggunakan pendekatan pembelajaran behavioris, artinya pendekatan yang berfokus pada perubahan perilaku. Kemudian lebih khusus pada pembelajarna bahasa pendekatan-pendekatan behavioris menurut nazri syakur, salah satunya adalah pendekatan fonetik. Pendekatan ini menekankan pada bunyi ujaran suatu kata atau kalimat dari bahasa yang didengar sebelumnya. Dalam pembelajaran bahasa Asing dikenal dengan pendekatan aural-oral. [5]
Dari pendekatan ini maka terbentuklah metode sintaksis. Metode sintaksis adalah metode yang digunakan untuk mengajar membaca dan menulis bagi pemula dengan menyajikan unsur satuan bahasa dan diikuti dengan satuan-satuan lain secara utuh, kemudian siswa disuruh mengenal dan menyalinnya secara bertahap mulai dari satu unsur ke unsur yang lain.
Metode ini sesuai dengan metode behavioris secara umum yakni mimetic atau memorize. Dimana pada metode ini siswa dituntut untuk mengahafal atau mengunkapkan kembali apa yang telah ia pelajari sebelumnya.[6] Biasanya pada pmbelajaran behavioris ini mengikutikurikulum secara ketat dan aktifitas belajar banyak didasarkan pada buku teks dengan penekanan siswa mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari.
Teknik yang digunakan dalam   teori ini salah satunya adalah tenik drill atau latihan. Seperti pada  konsep awal bahwa behaioris menekankan pada perubahan tingkahlaku, dimana perubahan tersebut dapat tercapai dengan adanya pembiasaan yang didapat dengan banyaknya latihan.
Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan secara Individual. Biasanya pengevaluasinya menggunakan paper and pencil test. Siswa dituntut untuk memberikan jawaban yang benar sesuai dengan keinginan guru. Dari sinilah tampak bahwa siswa cenderung diposisikan pasif dan guru memegang otoritas penuh.
Contoh lebih real penggunaan teori behavioris didalam pembelajaran  bahasa adalah tampak pada pembelajaran membaca iqra’ (pembelajaran bahasa asing).
   2.      Teori Kognitif
Dalam teori ini pembelajaran bahasa dikenal dengan nama pendekatan kognitif atau cognitive code. Pendekatan ini meletakan penekanan pada pemerolehan sadar bahasa sebagai suatu sistem bermakna berdasarkan psikologi kognitif dan linguistic transformasional.[7] Dengan kata lain, belajar bahasa pada dasarnya adalah  belajar bagaimana mengemukakan makna. Tujuan utama teori ini adalah agar para siswa beranjak dari pemahaman dasar bagaimana cara bahasa bekerja, menuju penggunaan bahasa di dalam mengkomunikasikan ide-ide yang aktual.
Teori ini menganggap belajar adalah suatu proses keseluruhan (learning by wholes), sehingga munculah metode global. Metode global adalah suatu metode yang digunakan dalam  pembelajaran qira’ah (reading) bagi siswa pemula. Metode ini bermula dengan penyampaian cerita pendek yang telah dikenal oleh para siswa sehingga dengan segera siswa akan memahami rangkaian cerita meskipun tidak mengerti huruf yang dibaca atau tidak mengahafalnya. Kemudian kisah yang tertulis tadi dipotong-potong menjadi kata dan berakhir menjadi huruf dari huruf-huruf tersebutlah kemudian para siswa diminta menyusun ulang menjadi kata yang lain, dan kemudian dapat menyusunan menjadi kalimat yang baru.
Sesuai dengan prinsip teori kognitif, yakni menjadikan siswa sebagai pemeran utama atau student center maka disini siswa dituntut untuk aktif mengkontruksikan pemahamanya sendiri, dan peranan guru hanya sebagai pendamping siswa. Hal ini melahirkan beberapa teknik pembelajaran,  diantaranya teknik diskusi dan teknik analisis. Dimana dari dua teknik tersebut menuntut siswa untuk aktif didalamnya.

   3.      Teori Humanistiktik
Pada dasarnya teori ini tidak memiliki rumusan tertentu mengenai belajar. Teori ini menyatakan bahwa semestinya semua aspek yang ada pada manusia seharusnya dilibatkan dalam pembelajaran.  Sehingga potensi yang ada pada individu dapat dioptimalkan secara maksimal. Dengan kata lain teori ini memandang manusia sebagai mahluk utuh.
Pendekatan dan metode humanistiktik sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan sebelumnya. Teori Humanistiktik lebih menekankan pada otak kanan daripada otak kiri. Sehingga lebih menekankan pada unsur emosi. Menurut Roger, pendekatan humanistik secara umum adalah pendekatan leissez-faire, yaitu suatu pendekatan dimana cara pembelajaran pada siswa dengan membiarkan siswa tersebut menemukan pengetahuannya sendiri.
Sedangkan  salah satu pendekatan humanistik dalam pembelajaran bahasa yang murni humanistiktik adalah belajar bahasa Komunitas yang dikemukakan oleh Curran.  Pendekatan Curran atau Belajar Bahasa Komunitas ini didasarkan pada psikoterapi. Dimana pembelajaran  bahasa sebagai persoalan antara seseorang psikoterapis dengan pasienya. Seorang guru dituntut untuk memiliki sikap “pemudah”, baik dalam menularkan pengetahuan maupun dalam menuntun para siswanya untuk maju. Dalam pendekatan ini terdapat 6 prinsip yakni, rasa aman, perhatian, aggression, reflection, dan semacam penyimpanan didalam  ingatan atas apa yang telah di pelajari dan anti dari diskriminasi.
Pada teori ini, karena menekankan pada unsur emosi dan disesuaikan dengan pendekatan curran diatas,  maka dapat disimpulkan metode dan teknik yang dapat diterapkan didalam pembelajaran bahasa adalah metode dan teknik konseling.




BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam pembelajaran bahasa dikenal tiga teori dasar yakni teori behavioris, kognitif, dan humanistiktik. Ketiga teori tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Teori behaviorisme lebih menekankan pada perubahan tingkah laku, teori kognitifkan lebih menekankan fungsi otak kiri yang condong pada mental, dan teori humanistiktik yang lebih menekankan pada emosi. Dari perbedaan ini maka pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam pengaplikasianyapun berbeda-beda.
Teori Behavioris didalam pengembangan bahasa menggunakan pendekatan Fonetik, dengan metode sintaksis (mimetic/memorize), dan teknik drill. Sedangakan teknik kognitif menggunakan pendekatan kognitif (cognitive code), metode Global, teknik diskusi dan analisis. Kemudian teknik Humanistik menggunakan pendekatan Belajar bahasa Komunitas, dengan metode dan teknik konseling.

B.     Saran

Demikianlah makalah ini, penulis menyadari dalam pembahasan makalah ini banyak kekurangan baik dari esensi materi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan dalam penulisan makalah berikutnnya.



DAFTAR PUSTAKA


         Taringan, Henry Guntur. Metodelogi Pengajaran Bahasa . Bandung : Penerbit Angkasa. 1991.
    Syakur, Nazri. Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan Belajar Bahasa (seri psikolinguistik). Yogyakarta: Bidang Akademik. 2008.
         Siregar, Eveline dan Nara hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Gahlia Indonesia.2010.
        Rahyudi, Heri. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Tinjauan Kritis. Jawa Barat : Reference. 2012.



[1] Dra. Eveline Siregar. M.Pd  dan Hartini Nara, M.Si, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor :Penerbit Ghalia Indonesia)  2010, hlm. 75
[2] I Dr. Heri Rahyudi, M.Pd., Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Dan Tinjauan Kritis, (Jawa Barat : Referens), 2012, hlm.17
[3] Ibid, hlm. 75
[4] Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan belajar Bahasa (seri Piskolinguistik), (Yogyakarata: Bidang akademik Uin Sunan Kalijaga), 2008, hlm.177
[5] Ibid, hlm.59
[6] Dr. Heri Rahyudi, M.Pd., Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Dan Tinjauan Kritis, (Jawa Barat : Referens), 2012, hlm.71
[7] Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan belajar Bahasa (seri Piskolinguistik), (Yogyakarata: Bidang akademik Uin Sunan Kalijaga), 2008, hlm.122

Senin, 12 Desember 2016

MAKALAH INTELIGENSI

SILAHKAN DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
UNTUK COVER SILAHKAN DOWNLOAD DISINI


BAB II
ISI
   A.    Pengertian inteligensi
            Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang mengambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dia hadapi. Sifat inteligensi tersebut tercermin dalam kehidupannya seperti tingkah lakunya serta cara berpakaiannya. Anak yang berinteligensi biasanya naik kelas, nilai tinggi serta akhlak yang baik, pakaian rapi dan bersih.
            Inteligensi (intelek) dalam KBBI menjelaskan bahwa intelek adalah daya atau proses pemikiran yang lebih tinggi yang berkenaan dengan pengetahuan.[1] Sedangkan menurut Charles Spearman (1863-1945) mengatakan intelegansi merupakan kemampuan tunggal.[2] Dia juga menjelaskan bahwa pada dasarnya ada 7 kemampuan utama yang menyangkut dengan inteligensi adalah
Ø  Menjumlah, mengurang, mengali dan membagi
Ø  Menulis dan berbicara
Ø  Memahami dan mengerti makna kata
Ø  Memperoleh kesan akan sesuatu
Ø  Memecahkan persoalan dan mengambil pengalaman
Ø  Mengerti dengan cepat hubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain
Ø  Mengenali objek dengan cepat
      Jadi dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah setiap yang ada, termasuk di dalamnya persepsi, ingatan, pikiran dan bahasa. Juga termasuk perilaku dalam memahami serta menyelesaikan persoalan dengan cepat, memiliki kreativitas tinggi dan imajinasi yang berkembang. Sebaliknya ketidakmampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah dan kreativitas serta imajinasi yang terbatas dianggap sebagai indikasi tidak dimilikinya inteligensi yang baik.



   B.     Perbuatan yang digolongkan inteligensi atau tidaknya
Suatu perbuatan bisa dikatakna inteligen dan kadang-kadang tidak, tergantung faktor yang menentukannya.[3]
1.    Memiliki taraf kesukaran
Banyak perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari kita selesaikan dengan tepat dan akurat, namun belum tentu perbuatan itu bisa dikatakan inteligen. Faktor yang menentukan perbuatan itu inteligen atau tidaknya adalah menimbang taraf kesukarannya. Anak umur 15 tahun menyelesaikan tugas pecahan matematika belum bisa dikatakan inteligen karena sudah sewajarnya dia bisa menyelesaikan itu. Tapi anak yang berumur 12 tahun bisa menyelesaikannya maka dapat dikatakan anak tersebut inteligen
2.    Perbuatan itu harus serasi-tujuan dan ekonomis
Harus serasi tujuan maksudnya adalah perbuatan itu menggunakan metode dan tidak serampangan walaupun kadang-kadang serampangan juga bisa berhasil namun hal ini hanya keberuntungan atau kebetulan belaka, kebetulan ini tidak bisa dikatakan inteligen. Ekonomis artinya hemat waktu dan tenaga
3.    Harus asli
Harus asli disini maksudnya adalah perbuatan itu bukan merupakan suatu kebiasaan atau hanya meniru orang lain
4.    Seringkali mempergunakan daya mengabstraksi
Abstraksi maksudnya adalah mengeluarkan. Orang yang inteligen bisa mengeluarkan sifat sesuatu untuk dipergunakan dalam sesuatu hal. Contohnya adalah orang yang memajang kaligrafi di dinding namun palu untuk menancapkan pakunya tidak ada lalu dia menggunakan batu. Di sini dia bisa mengeluarkan sifat keras batu untuk dijadikan palu
5.    Pengendalian perasaan dan pemusatan perhatian
Mengendalikan perasaan sangat diperlukan untuk berbuat inteligen. Misalkan orang yang melihat seseorang yang kecelakaan, namun tidak menolongnya lantaran terlalu kasihan dan terlalu ketakutan melihat kejadian kecelakaan itu.



   C.     Hal-hal yang Mempengaruhi Inteligensi
Tingkat inteligensi seseorang sangat bergantung pada faktor-faktor berikut ini:
1.      Faktor bawaan
Faktor utama yang sangat menentukan inteligensi seseorang adalah faktor bawaan. Orang yang dilahirkan dengan keterbelakangan dengan orang yang lahir normal itu berbeda. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa yang dilahirkan dengan keterbelakangan untuk memiliki inteligensi pada bidang tertentu.
      Seorang anak yang susah payah belajar tidak juga paham atau memahami sesuatu harus butuh waktu lama. Namun, ada anak yang dengan sekali baca langsung bisa memahami, tidak ada yang salah di sini namun anak yang susah memahami itu saja yang belum beruntung. Bahkan anak yang dilahirkan sama-sama normal juga memiliki tingkat kualitas inteligensi yang berbeda. Meskipun keduanya sama-sama belajar tetap juga faktor bawaanlah yang menentukan perkembangannya.
2.      Faktor kematangan
Faktor kematangan sama hal nya dengan usia, anak yang berumur 7 tahun tidak akan mengalami kesulitan saat menghadapi 8+9. Akan tetapi jika dihadapkan dengan 5+x=9, ia akan kehilangan akal. Apakah anak tersebut bodoh? Tentu saja tidak. Bisa jadi dia anak yang inteligen, Cuma belum matang untuk menghadapi soal seperti itu.
      Anak SD tidak akan tahu bagaimana rasanya cinta, lain halnya dengan mahasiswa. Apakah anak SD itu bodoh? Tidak. Karna dia belum matang dalam usia.
3.      Faktor pembentukan
Kematangan dipengaruhi dari dalam sedangkan pembentukan dipengaruhi dari luar.
Walaupun usia 2 anak sama seandainya mereka mendapatkan lingkungan berbeda tentu akan mempengaruhi tingkat inteligensi mereka. Wawasan anak yang hidup di kota mungkin akan lebih banyak daripada anak yang hidup di desa terpencil yang jauh dari pendidikan.


   D.    Bagaimana Inteligensi pada Manusia dan Hewan
            Apakah hewan juga punya inteligensi?. Percobaan yang dilakukan kohler akan menjawab pertanyaan ini. Percobaannya itu adalah menguji kecerdasan yang dimiliki simpanse. Pada saat Perang Dunia I kohler melakukan uji coba terhadap seekor simpanse di Jerman, tepatnya di pulau Kanari.[4]
            Percobaan pertama menguji respon simpase terhadap buah pisang. Simpanse tersebut dikandangkan kemudian diletakkan tongkat di dalam kandang tersebut sedangkan pisang diletakkan di luar kandang. Ujian pertama ini berhasil diselesaikan oleh simpanse tersebut dengan mengambil pisang menggunakan tongkat yang ada dalam kandang. Percobaan selanjutnya jauh lebih sulit yaitu dengan menggunakan peti-peti yang bisa disusun untuk mengambil pisan yang digantungkan di atas kandangnya, dan rintangan ini bisa diselesaikan oleh simpanse itu.
            Percobaan selanjutnya lebih sulit lagi, yaitu mengambil pisang menggunakan tongkat dan tongkatnya digantungkan diatas kandang. Namun, ujian ini tidak berhasil diselesaikan oleh simpanse. Disaat dia menyusun peti dia terlalu berhasrat mengambil pisang itu dan akhirnya dia bertingkah tidak karuan.
            Dari hasil percobaan tersebut bahwa paham yang dimiliki simpanse sangatlah terbatas dan kebanyakan para ahli berpendapat bahwa binatang itu tidak memiliki inteligensi sama sekali.
            Lain halnya dengan manusia, manusia bisa melihat banyak kemungkinan kalau tongkat tidak ada maka mereka akan mematahkan dahan kayu dan dijadikan tongkat. Dan lagipula manusia mempunyai banyak kesanggupan untuk membuat alat dan berkreasi tinggi. Inilah perbedaan antara intelegansi manusia dan binatang.
            Diluar hal itu, manusia memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang mulia dan sempurna. Manusia diberi akal fikiran serta kecerdasan oleh Allah untuk menjadi pengelola dan pengatur di bumi ini. Dengan kecerdasan itulah manusia mampu mengembangkan segala yang ada menjadi bermanfaat.


   E.     Peranan inteligenssi
Inteligensi erat kaitannya dengan gejala jiwa termasuk yang gejala-gejala dan fungsi-fungsi jiwa memegang peranan penting dalam perbuatan yang inteligen. Berikut beberapa peranan inteligensi
1.      Pengamatan
Sebelum bertindak seseorang harus memiliki pengamatan yang baik artinya ia harus dapat meninjau apa yang yang akan dia lakukan terhadap pilihan yang baik dan yang buruknya
2.      Tanggapan dan daya ingatan
Inteligensi yang tinggi dapat menimbulkan tanggapan dan daya ingat yang baik
3.      Fantasi
Seorang yang inteligensi pasti mempunyai fantasi yang kaya untuk melihat berbagai macam cara untuk menyelesaikan persoalan
4.      Berfikir
Seringkali pemecahan masalah melalui jalan berfikir
5.      Perasaan
Inteligensi juga memegang peranan dalam pengaturan perasaan dalam beradaptasi dengan berbagai masalah perasaan
6.      Perhatian
7.      Sugesti




[1] Think Digital, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 3.0.0
[2] Psikologi Suatu Pengantar, Linda L. Davidoff, hal. 96
[3] Ilmu Jiwa, al-Ghazali, hal. 131
[4] Ilmu jiwa, gazali, 1980 hal. 134

Sabtu, 10 Desember 2016

VIDEO BIKIN KITA NANGIS


Video ini menceritakan bagaimana islam harus bangkit. hanya dengan gerakan tubuhnya dia berhasil membuat jutaan manusia menangis

LIRIK LAGU MANSHOLA -GONTOR


Suatu saat nanti kita kan menjadi

Menjadi orang yang beguna
Suatu saat nanti kita kan menjadi pemimpin bagi negeri ini
Suatu saat nanti kita kan menjadi(Jadi apa?)
Menjadi orang yang beguna(Menjadi orang yang berguna)
Suatu saat nanti kita kan menjadi(Jadi apa lagi?)
Pemimpin bagi negeri ini



Jangan pernah tidur di kelas
Jangan pula malas malasan belajar
Perhatikanlah ustadz ustadzmu
Yang tlah ikhlas mengajarkan ilmunya



Oh ustadzku terima kasih atas ilmumu
Takkan terbalas keiklasan dari jasamu
Maafkan kami semua bila tiada perhatikanmu
Moga terbalas segala jasa jasamu



Jangan pernah tidur di kelas
Jangan pula malas malasan belajar
Perhatikanlah ustadz ustadzmu
Yang tlah ikhlas mengajarkan ilmunya



Seperti yang tlah ia ajarkan
Yang berbunyiii

Man jadda wajada
Man shobaro dzofiro
Man saaro 'alad darbi washola



Man jadda wajada
Man shobaro dzofiro
Man saaro 'alad darbi washola

APA SIH TELOLET ITU?


TELOLET sebenarnya adalah istilah untuk suara KLAKSON BUS. klakson yang dimaksudkan disini adalah yang memiliki suara yang unik dan beraneka ragam. sebagian besar orang karena suka suaranya, unik serta asyik sehingga banyak yang menviralkannya dengan kata-kata seperti diatas.
belakangan ini banyak yang merekam bus-bus besar yang memiliki TELOLET itu di Malioboro, Yogyakarta seperti video dibawah ini



Jumat, 09 Desember 2016

PENGGABUNGAN HURUF DAN PENAMBAHAN HURUF ALIF DAN LAM (ال) PADA AWAL KATA BENDA

"PENGGABUNGAN HURUF DAN PENAMBAHAN HURUF ALIF DAN LAM (ال) PADA AWAL KATA BENDA"
Huruf-huruf (hijaiyyah), apabila dirangkaikan satu dengan yang lainnya, mempunyai beberapa bentuk:
1. Bentuk berdiri sendiri
2. Bentuk apabila terletak pada permulaan kata
3. Bentuk apabila terletak pada pertengahan kata, dan
4. Bentuk apabila terletak pada akhir kata.
Pelajaran ini mungkin di anggap sepele bagi kebanyak pemula yang ingin mahir dalam bahasa Arab, tanpa mereka sadari bahwa pelajaran inilah yang sebenarnya lebih dahulu harus dipelajari
Pada permulaan suatu kata benda (اسم) dapat ditambahkan huruf alif dan lam (ال) untuk menunjukkan bahwa isim tersebut telah konkrit dan jelas atau yang biasa dikenal dengan istilah ISIM MA'RIFAH dan sebaliknya, isim yang belum berawalan huruf alif dan lam (ال) disebut dengan istilah ISIM NAKIRAH, karena isim tersebut masih asing atau belum konkrit.
Apabila suatu isim diawali oleh huruf alif dan lam maka cara pengucapannya berpariasi sesuai dengan huruf awal dari isim tersebut; apakah huruf awal isim tersebut termasuk jenis huruf-huruf AL-QAMARIYAH (ا، ب، ج، ح، خ، ع، غ، ف، ق، ك، م، و، ه، ي) ataukah jenis huruf-huruf ASY-SYAMSIYAH (ت، ث، د، ذ، ر، ز، س، ش، ص، ض، ط، ظ، ل، ن).
1. Apabila suatu isim diawali oleh salah satu jenis huruf AL QOMARIYAH seperti huruf ghain (غ) pada kata gulamun (غلام) kemudian ditambahkan huruf alif dan lam pada awal katanya, maka akan menjadi al-gulamu (الغلام), huruf alif-nya dibaca dengan baris FATHAH dan lam-nya dibaca dengan baris SUKUN. Akan tetapi, apabila kata Al-gulamu (الغلام) bersambung dengan kata lain sebelumnya, maka huruf alif-nya hilang dari ucapan (tidak hilang dari tulisan) dan huruf lam-nya tetap dibaca SUKUN.
2. Apabila suatu isim berawalan suatu huruf ASY-SYAMSIYAH, seperhiruf huruf SIN (س) pada kata Sa'atun (ساعة) kemudian ditambahkan huruf alif dan lam (الساعة), maka huruf lam-nya tidak dibaca, dan huruf alif-nya yang dibaca FATHAH berhubungan langsung dengan huruf sin (س) yang terdapat diawal isim yang dibaca TASYDID. Akan tetapi, apabila kata as-sa'atu (الساعة) disambungkan dengan kata lain sebelumnya, maka huruf alif dan lam tidak dibaca.
SEMOGA BERMANFAAT..

oleh :ibnu sirajuddin, belajar bahasa arab (facebook)

KETERANGAN SIFAT (NA'AT)

KETERANGAN SIFAT (NA'AT)
ikhwan wa akhwat, pernah kah mendengar kata adjektif dalam bahasa inggris. misalnya kata hot, handsome, beauty dan lainnya. dalam bahasa inggris kata sifat atau adjektif harus berada di urutan pertama, misalnya HOT TEA → TEH PANAS. kata HOT merupakan kata sifat atau adjektif sedangkan TEA hanya kata benda. kata hot menjelaskan sifat dari teh yang adalah panas. dalam bahasa arab untuk memberikan sifat pada sesuatu, didalam bahasa arab dikenal istilah na'at -man'ut atau shifat-maushuf. Na'at atau shifat adalah kata sifat sedangkan man'ut atau maushuf adalah kata yang disifati. simple sekali kembali kecontoh bahasa inggris mislnya bahwa TEA adalah man'ut yang disifati dan HOT adalah na'at yang adalah kata sifat.
contoh :
ﺯَﻳْﺪٌ ﺍﻟﻄَّﻮِﻳْﻞٌ
zaid towwilu
ZAID YANG TINGGI
maka "zaid" ﺯﻳﺪ adalah man'ut sedangkan "yang tinggi" ﺍﻟﻄﻮﻳﻞ adalah na'at. Bila kita perhatikan, susunan na'at man'ut tersebut mirip dengan susunan mubtada-khabar. bila susunan diatas diubah menjadi :
ﺯَﻳْﺪٌ ﻃَّﻮِﻳْﻞٌ
zaiduttowilun
dengan membuang "al-ma'rifat", maka maknanya menjadi "zaid itu tinggi". Artinya, ini merupakan kalimat sempurna dalam bentuk jumlah ismiyah. adapun na'at - man'ut hanya frasa yang tidak memiliki makna kalimat yang sempurna. ada kaidah yang harus di perhatikan yang dengannya kita bisa membedakan mana susunan na'at man'ut dan susunan mubtada khabar.
kaidah :
1. na-at dan man-ut harus sama jenis.
bila man'ut nya mudzakkar , maka na'atnya wajib mudzakkar. sebaliknya jika man'utnya muannats, maka na'atnya wajib maunnats.
2. na'at dan man'ut harus sama bilangan.
bila man'utnya mufrad, maka na'atnya wajib mufrad, begitupun bila man'utnya tastniyah atau jamak, maka na'atnya harus mengikuti bilangan man'utnya.
3. na'at dan man'ut harus sama dari sisi i'rab.
bila man'utnya marfu', maka na'atnya wajib marfu. begitupun bila man'utnya manshub atau majrur, maka na'atnya harus menyesuaikan. I'rab dari man'utnya. kesimpulan , na'at dan man'ut harus sama dari semua sisi berbeda dengan mubtada dan khabar yang hanya harus sama jenis dan bilangannya saja.
contoh MUFRAD.
ﻋَﻠِﻲٌّ ﺍﻟﺠَﻤِﻴْﻞُ ﻃَﻮِﻳْﻞٌ
aliyyul jamilu towilun.
(ali yang ganteng itu tinggi)
ﺍَﺳْﺘَﻌِﻴْﺮُ ﺍﻟﻜِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﺠَﺪِﻳْﺪَ
astairul kitabal jadida.
( saya meminjam buku yang baru)
contoh TATSNIYAH
ﺍﻟﻤُﺪَﺭِّﺳَﺎﻥِ ﺍﻟﻤُﺠْﺘَﻬِﺪَﺍﻥِ ﻣَﺎﻫِﺮَﺍﻥِ
almudarrisanil mujtahidani mahironi.
(kedua pak guru yang bersungguh-sungguh itu pandai)
ﺭَﺍَﻳْﺖُ ﺍﻟﻄَّﺎﻟِﺒَﺘَﻴْﻦ ِ ﺍﻟﻨَّﺸِﻴْﻄَﺘَﻲْﻥِ
roaytut tolibatayni nasyitotayni.
(aku melihat dua siswi yang rajin)
contoh jamak mudzakkar salim.
ﺭَﺍَﻳْﺖُ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﺍﻟﻤُﺼَﻠِّﻴْﻦَ ﻓِﻰ ﺍﻟﻤَﺴْﺠِﺪِ
roaytul muslimaynal musolliyna fil masjid
(aku liat orang islam yang salat di masjid)
contoh jamak muannts salim.
ﻣَﺮَﺭْﺕُ ﺑِﺎﻟْﻤُﺪَﺭِّﺳَﺎﺕِ ﺍﻟﻤَﺎﻫِﺮَﺍﺕِ
marortu bilmudarrisatil mahiroti.
(aku berpapasan dengan para guru perempuan yang pandai)
contoh jamak taksir.
ﺍﻟﺘُّﺠَّﺎﺭُ ﺍﻟﻤُﺠْﺘَﻬِﺪُﻭْﻥ َ ﺍَﻏْﻨِﻴَﺎﺀُ .
attujjarul mujtahiduna agniya'
( para pedagang yang bersungguh-sungguh itu kaya).

OLEH USTADZ WAHYUDI, BELAJAR BAHASA ARAB (FACEBOOK)