Sabtu, 11 November 2017

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa asing yang dipelajari sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia. Sebagai bahasa asing tentu banyak problematika yang ditemukan oleh seorang pendidik ketika mengajarkannya. Salah satunya adalah metode. Metode merupakan keseluruhan sistem yang saling menyatu untuk membuat sesuatu itu menjadi terstruktur dan teratur. Dalam mempelajari bahasa tentu diperlukan adanya metode. Dengan metode, seorang guru khususnya akan lebih mudah dan tersusun rapi saat dia mengajar.
Metode dalam pembelajaran bahasa Arab tentunya juga harus disesuaikan dengan empat kemahiran dasar yang berlaku yaitu Istima’, Kalam, Qira’ah, dan Kitabah. Kemahiran tersebut sama dengan kemahiran yang harus dikuasai ketika mempelajari bahasa Indonesia atau bahasa yang lain. Dapat dikatakan kemahiran itu berupa mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Mempelajari bahasa asing dan bahasa ibu merupakan sesuatu hal yang beda, sebagaimana bahasa Ibu, bahasa asing juga harus sering dipraktekkan lebih-lebih di lingkungan yang jarang adanya bahasa Arab seperti Indonesia . Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai Pengaplikasian Metode Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing Di Indonesia”.

   B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apa pentingnya metode dalam pembelajaran bahasa Arab?
2.      Bagaimana pengaruh metode dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia?

   C.    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui dan memahami pentingnya metode dalam pembelajaran bahasa Arab
2.      Mengetahui dan memahami pengaruh metode pembelajaran bahasa Arab di Indonesia



BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Arab
1.      Pengertian Metode
Menyinggung tentang pengertian metode maka kita tidak akan lepas dari pengertian pendekatan dan teknik. Karena dua hal ini merupakan saudara dari metode. Metode menurut Azhar Arsyad adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian bahasa secara teratur, tidak ada bagian yang bertentangan dengan yang lain.[1] Menurutnya bahawa metode adalah adik dari pendekatan sedangkan teknik adalah adik dari metode. Bisa kita lihat konsep di bawah ini.
Ø  Hubungan hierarkis pendekatan, metode dan teknik.Dapat dikatakan bahwa dengan pendekatan yang beda maka menggunakan metode yang berbeda pula.


2.      Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisisen. Menurut Omar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembeajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis, dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, ujian, dan sebagainya.pembelajaran disbut juga sebagai proses perilaku denagn arah positif untuk memecahkan masalah personal.[2]

3.      Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas عربي ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuno yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4. Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.[3]

   B.     Peranan Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Jika kita perhatikan dengan jeli, banyak yang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa Islam yang berkembang dalam lingkungan ulama, pesantren, madrasah, cengdikiawan dan masyarakat islam lainnya. Akan tetapi bahasa Arab juga telah terintegrasi ke dalam bahasa Indonesia, banyak kata serapan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Seperti sabun, kursi, nafsu, kertas, senin, selasa, rabu, kamis dan masih banyak yang lainnya.
Dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya, ketika Belanda melarang rakyat Indonesia untuk menyajikan lagu-lagu perjuangan dalam bahasa melayu dan bahasa daerah, muncullah nyanyian-nyanyian dalam bahasa Arab. Sebuah nyanyian yang terkenal sekali dalam dunia perjuangan dulu antara lain berbunyi: “….ya abna ana jinsana Indonesia qum min naumikum, undhur ila wathanikum. Yahuda wa nashara tufsidu fil ardhi. La takhaf wa la tahzan, innallaha ma’ana”… hai putra-putra ku bangsa Indonesia bangunlah dari tidurmu, lihatlah tanah airmu. Penjajahan membuat kerusakan di muka bumi. Jangan takut dan jangan gentar, sesungguhnya Allah bersama kita.[4]
Jadi bahasa arab sebenarnya bahasa yang selalu menyertai hidup kita. Tapi seiring perkembangan zaman, kita lebih cenderung untuk menguasai bahasa inggris.
Berikut beberapa peranan metode:
i.          Metode sebagai alat motivasi intrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peran yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1998; 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
ii.        Metode Sebagai Strategi Pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang lambat dan ada yang sedang. Faktor intelegensi memepengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah N.K (1989;1) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
iii.      Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar   mengajar. tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.

   C.    Jenis-jenis Metode Pembelajaran Bahasa Arab
    1.      Metode gramatika-terjemah
Karakteristik  metode ini adalah :
1)    Tujuan mempelajari bahasa asing adalah agar mampu membaca karya sastra dalam Bahasa Target (BT), atau kitab keagamaan dalam kasus belajar bahasa Arab di Indonesia;
2)   Materi pelajaran terdiri atas : buku nahwu, kamus atau daftar kata, dan teks bacaan;
3)      Tata bahasa disajikan secara deduktif
4)      Kosa kata diberikan dalam bentuk kamus dwibahasa
5)      Teks bacaan berupa karya sastra klasik
6)      Basis pembelajaran adalah penghafalan kaidah tata bahasa dan kosa kata
7)      Bahasa  ibu pelajar digunakan sebagai bahasa pengantar
8)      Peran guru aktif sebagai penyaji materi, dan peran pelajar adalah pasif.
    2.      Metode Langsung
Metode ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatika terjemah yang dikaitkan dengan kebutuhan nyata di masyarakat. Adapun ciri-ciri metode ini adalah sebagai berikut :
1)   Tujuan utamanya ialah penguasaan bahasa target secara lisan, agar siswa bisa berkomunikasi dalam bahasa target.
2)      Materi pelajaran berupa: buku teks yang berisi daftar kosakata dan penggunaannya dakam kalimat. Kosakata itu umumnya kongkrit dan ada di lingkungan siswa.
3)      Kaidah-kaidah bahasa diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan;
4)    Kata-kata konkret diajarkan melalui demonstrasi, peragaan, benda langsung, dan gambar. Sedangkan kata-kata abstrak melalui asosiasi, konteks, dan definisi.
5)    Kemampuan komunikasi lisan dilatihkan secara tepat melalui tanya jawab yang terencana dalam pola interaksi yang bervariasi.
6)      Kemampuan berbicara dan menyimak kedua-duanya dilatihkan
7)     Guru dan pelajar sama-sama aktif, tetapi guru berperan memberikan stimulus berupa contoh ucapan, peragaan, dan pertanyaan. Sedangkan siswa hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan, meragakan dan sebagainya.
8)      Ketepatan pelafalan dan tata bahasa ditekankan;
9)    Bahasa target digunakan sebagai bahasa pengantar secara ketat, dan penggunaan bahasa ibu bagi siswa sama sekali dielakkan.
10)    Kelas diciptakan sebagai lingkungan bahasa target buatan atau menyerupai ”kolam bahasa” tempat siswa berlatih secara bahasa target secara langsung.
   3.      Metode membaca
   Karakteristiknya adalah:
1)     Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca, yaitu agar pelajar mampu memahami teks ilmiah untuk keperluan studi  mereka;
2)     Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, bacaan penunjang untuk perluasan dan buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan;
3)      Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan
4)      Membaca diam (silent reading) lebih diutamakan dari pada membacan keras.
5)      Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.


   4.      Metode audio-lingual
Metode audio-lingual adalah sebuah metode yang bersifat intensif dan berbasis penyajian lisan atau ujaran dengan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat, kemudian mengucapkannya sebelum siswa membaca dan menulis.
Metode ini memiliki karakterisik sebagai berikut :
1)    Tujuan pengajarannya adalah penguasaan empat keterampilan berbahasa secara seimbang.
2)            Urutan penyajiannya adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis
3)              Model kalimat bahasa asing diberikan dalam bentuk percakapan untuk dihafalkan.
4)              Peenguasaan pola kalimat dilakukan dengan latihan-latihan pol (pattern-practice).
5)            Kosa kata dibatasi secara ketat dan selalu dihubungkan dengan konteks kalimat atau ungkapan, bukan sebagai kata-kata lepas yang berdiri sendiri.
6)  Pengajaran sistem bunyi secara sistematis (berstruktur) agar dapat digunakan/dipraktekkan oleh pelajar, dengan teknik demonstrasi, peniruan, komparasi, kontras dan lain-lain
7)     Pelajaran menulis merupakan representasi dari pelajaran berbicara dalam arti pelajaran menulis terdiri dari pola kalimat dan kosa kata yang sudah dipelajari secara lisan.
8)   Penerjemahan dihindari. Pemakaian bahasa ibu apabila sangat diperlukan untuk penjelasan, diperbolehkan secara terbatas.
9)    Gramatika (dalam arti ilmu) tidak diajarkan pada tahap permulaan. Apabila diperlukan pengajaran gramatika pada tahap tertentu hendaknya diajarkan secara induktif, dan secara bertahap dari yang mudah ke yang sukar.
10)          Pemilihan materi ditekankan pada unit dan pola yang menunjang adanya perbedaan struktural antara bahasa asing yang diajarkan dan bahasa ibu pelajar.
11)          Kemungkinan-kemungkina terjadinya kesalahan siswa dalam memberikan response harus sungguh-sungguh dihindarkan.
12)          Guru menjadi pusat dalam kegiatan kelas.
    5.      Metode Komunikatif
Metode komunikatif didasarkan atas asumsi bahwa setiap manusia memiliki kemampuan bawaan yang disebut alat pemeroleh bahasa (language acquisition device). Oleh karena itu kemampuan berbahasa bersifat kreatif dan lebih ditentukan oleh faktor internal. Oleh karenanya relevansi dan efektivitas kegiatan pembiasaan dengan model latihan stimulus-respense-inforcement diperolehkan.
Kelebihan metode Komunikatif ini adalah :
         1) Pelajar termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran langsung dapat berkomunikasi dengan BT
     2) Pelajar lancar berkomunikasi dalam arti menguasai kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana dan strategis
        3) Suasana kelas hidup dengan aktivitas komunikasi antar pelajar dengan berbagai model interaksi dan tingkat kebebasan yang cukup tinggi, sehingga suasana belajar tidak membosankan.



BAB III
ANALISIS

    A.    Sekilas Perkembangan Pengaplikasian Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia
Bahasa Arab masuk ke wilayah Indonesia dapat dipastikan bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia. Sebab, bahasa Arab erat kaitannya dengan peribadatan, disamping bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci umat Islam yaitu al-Qur`an. Pengajaran bahasa yang pertama yang dilakukan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan ibadah terutama bacaan-bacaan dalam sholat, do’a, dzikir, dan lain sebagainya. Namun, hal ini dirasa belum cukup lantaran harus memahami kitab suci atau isi al-Qur`an.
Metode pada pembelajaran yang pertama adalah menggunakan metode abjadiyah. Selanjutnya setelah metode itu dikatakan belum tepat maka muncullah metode baru yaiyu gramatika terjemah (qowaid wa tarjamah) dengan teknik penyajian guru dan murid sama-sama menggunakan buku. Guru membaca dan mengartikan kata-demi kata, kalimat demi kalimat, dengan bahasa daerah. Bahasa daerah yang digunakan sesuai dengan bahasa daerah tersebut. Sedangkan murid mencatat arti yang disampaikan oleh gurunya tersebut. Terjemahan yang disampaikan guru itu langsung ditulis dibawah kata bahasa Arabnya dengan posisi menjulur ke bawah menyerupai jenggot.
Pengajaran bahasa arab yang kedua ini digolongkan ke dalam bentuk pengajaran bahasa dengan tujuan yang khusus. Di Indonesia metode ini yang paling dominan digunakan.
Seiring dengan tuntutan zaman dan perkembangan tujuan pembelajaran bahasa Arab, maka awal abad 19 dalam pembelajaran bahasa Arab di tanah air di perguruan islam modern mulai diterapkan metode langsung (thariiqah mubaasyirah) atau Direct Method. Penggunaan metode ini dimulai di Padang Panjang oleh Ustadz Abdullah Ahmad yang kemudian ditumbuh kembangkan oleh K.H Imam Zarkasyi di Kulliyatul Mu`allimin Al-Islamiyah Gontor Ponorogo. Inilah yang disebut metode yang ketiga di Indonesia.
Pada abad ke-21 pengajaran bahasa Arab mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Abad ini mulai digunakan metode active learning.

    B.     Pengaplikasian Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia
Metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan seorang pengajar dalam proses belajar-mengajar. Seorang guru atau dosen yang memiliki kemampuan tinggi namun tidak mempunyai metode yang tepat untuk mengajat maka bisa gagal dalam mencapai tujuan belajar itu sendiri. Bisa jadi para siswa akan berasumsi bahwa belajar bahasa arab itu sangat sulit.
Untuk menciptakan rasa nyaman belajar baik guru maupun siswa maka pilihlah metode yang tepat untuk megajarkannya karena metode itu bagaikan tangga ilmu. Berikut beberapa kaidah kaidah yang harus diperhatikan.
1.      Hendaknya dimulai dengan percakapan bahasa arab yang sederhana dan ringan. Selanjutnya boleh disambil-sambilkan gramatika bahasa arab namun jangan terlalu focus ke gramatika.
2.      Usahakan menggunakan alat peraga
3.      Gunakan bahasa yang mengandung pengertian dadn bermakna sehingga mudah diingat oleh siswa
4.      Hendaklah mencakup semua aspek keterampilan
5.      Disesuaikan dengan taraf kesukaran dan kemampuan siswa
Jika hal ini diabaikan bisa jadi tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Oleh sebab itu pentinglah bagi kita untuk mengetahui metode yang tepat dan kaidah-kaidah yang tepat.
Kita telah mengetahui bagaimana urgensi metode dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode sangat membantu dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Dengan adanya metode mampu meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Metode juga mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Metode mempunyai pengaruh dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari metode yang baik akan mempermudah kerja guru dan siswa pun tertarik untuk belajar. Dengan adanya perhatian tersebut maka akan menjadikan siswa fokus dalam belajar. Siswa akan merasa bahwa belajar bahasa Arab menyenangkan. Dengan ini siswa termotivasi untuk terus belajar dan belajar terasa ringan karena tidak didasari oleh keterpaksaan.


BAB IV
PENUTUP

    A.    Kesimpulan
Metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan seorang pengajar dalam proses belajar-mengajar. Seorang guru atau dosen yang memiliki kemampuan tinggi namun tidak mempunyai metode yang tepat untuk mengajat maka bisa gagal dalam mencapai tujuan belajar itu sendiri. Bisa jadi para siswa akan berasumsi bahwa belajar bahasa arab itu sangat sulit.
Untuk menciptakan rasa nyaman belajar baik guru maupun siswa maka pilihlah metode yang tepat untuk megajarkannya karena metode itu bagaikan tangga ilmu.
    B.     Saran
Sebagai seorang calon pendidik hendaknya mampu menguasai metode khususnya metode pembelajaran bahasa Arab. Mengingat keberadaan metode sangat penting dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan menguasai metode, guru akan lebih mudah dalam menerangkan kepada siswa dan siswa akan lebih mudah menangkap materi. Sehingga tujuan pembelajran dapat dicapai dengan maksimal.



DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Bisri. 2012. Strategi Dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-MALIKI PRESS
Arsyad Azhar. 2010. Bahasa Arab dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Azra Azyumardi. 1999. Esai-Esai Intelektual Muslim Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab  diakses tanggal 8 Mei 2017 pukul 11.17 WIB
Khalilullah, M. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Presindo








[1] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajaran, hlm. 19.
[2] Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Aswaja Presindo), hlm. 3
[3] Wikipedia bahasa Indonesia, “Bahasa Arab”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab , pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 11.17 WIB
[4] Azyumardi Azra, M.A., Esai-Esai Intelektual Muslim Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 139.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar