Selasa, 13 Desember 2016

MAKALAH IMPLEMENTASI TEORI PEMBELAJARAN BAHASA

untuk download file silahkan klik di sini

MAKALAH
Implementasi Teori-Teori Pembelajaran Bahasa Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu : Bpk. Nurhadi, MA.


Disusun Oleh:
Elsa Navella                            15420117

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Belajar merupakan proses seseorang untuk mendapat pengetahuan. Adapun pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan kepada pembelajar. Agar mampu mencapai tujuannya. Dalam proses pembelajaran, seseorang harus memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memahami teori-teori belajar.
Dalam sejarah peradaban, telah banyak bermunculan teori-teori belajar dari yang paling awal behavioris, kognitif, sampai humanistiktik. Dan ketiga tersebut menjadi teori yang populer dan menjadi cikal perkembangan teori-teori selanjutnya.
Namun sebagian orang,  memaknai teori hanya sebagai pengetahuan belaka. Dan terkadang tidak menerapkan pengetahuan akan teori kedalam prakteknya. Sehingga praktek yang dilakuakan hanya sekedar jalan dan tidak terarah, padahal esensi teori sesungguhnya adalah sebagai petunjuk arah dalam praktek. Hal ini dapat terjadi karena belum adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai teori beserta implementasinya.
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang teori-teori belajar beserta penerapannya. Adapun teori yang akan dibahas yakni teori belajar Behavioris, Kognitif,  dan Humanistik. Beserta implementasi dalam pendekatan, srategi, maupun teknik yang diperoleh dari tiap-tiap teori tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa makna teori behavioris, kognitif dan humanistiktik?
2.      Bagaimana Implementasi teori-teori tersebut?

C.    TUJUAN

1.      Memberikan informasi tentang pengertian teori-teori belajar.
2.      Memberikan informasi tentang Implentasi teori-teori belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN

Sebelum membahas tentang pengimplementasian teori-teori belajar hendaknya terlebih dahulu memahami istilah-istilah yang berkaitan tentang teori-teori tersebut. Adapun istilah-istilah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi, istilah pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran.
1.      Pendekatan teori
Menurut W.Gulo pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengungkapkan cara siswa berinteraksi dengan lingkungan.[1] Pendekatan juga dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalam mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Kemudian menurut Perceival dan Ellington (1998),  mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran yang meliputi pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher center) dan pendekatan  yang berorientasi pada siswa (student center).
2.      Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Didalam penggunaan metode pun bervariasi tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Metode ini lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu.
3.      Teknik Pembelajaran
Menurut KBBI teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu. Secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikan suatu metode. Teknik digunakan oleh guru sebagai jalan, alat, atau media yang digunakan untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang akan dicapai.

B.     TEORI-TEORI PEMBELAJARAN BAHASA

1.      Teori Behavioris
Teori Behavioris merupakan teori yang paling awal berkembang. Teori ini memandang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan kata lain belajar dikatakan dapat mencapai tujuannya jika mampu merubah tingkah laku pembelajar. Teori ini disebut juga sebagai teori belajar tingkah laku.
Teori behavioris berorientasi pada hasil yang dapat diukur, diamati, diuji, dan dianalisis secara obyektif. Perubahan  perilaku dalam teori ini diperoleh dengan pengulangan dan pelatihan. Dalam  proses belajar teori ini hanya menitik beratkan pada stimulus-resppon dan mengabaiakan proses. Teori  behavioris hanya memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang tampak yang dapat diamati. Dan tidak mengakui segala sesuatu yang bersifat subjektif seperti, sensasi, hasrat, tujuan  bahkan berfikir dan emosi sejauh kedua pengertian  tersebut dirumuskan secara subyektif.[2]
Dalam pembelajaran ini menyatakan  bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Dan guru memegang otoritas penuh didalam kelas.
2.      Teori Belajar Kognitif
Berlawanan dengan teori sebelumnya yakni behavioris, teori ini lebih menekankan pada proses belajar daripada hasi belajar.  Menurut teori ini belajar merupakan proses berfikir yang kompleks. Teori kognitif memusatkan perhatian pada cara manusia merasakan, mengolah, menyimpan, dan  merespons informasi serta mampu menggabungkan informasi yang baru dengan informasi yang telah dimilikinya.[3]
Proses-proses kognitif meliputi 5 hal yaitu, presepsi, perhatian, ingatan,  bahasa, dan berpikir.  Teori ini berhasil memberikan penjelasan tentang pengaruh proses mental terhadap perilaku, yang sebelumnya diabaikan pada teori behavioris.
3.      Teori Belajar Humanistik
Teori ini lebih mengarah pada pembahasan tentang belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa diamati dalam dunia keseharian. Semua teori yang ada dapat dimanfaatkan asal sesuai dengan  tujuan teori ini yakni “memanusiakan manusia”. Pada dasarnya teori ini tidak memiliki rumusan tertentu mengenai belajar.  Para tokoh aliran ini beranggapan bahwa seharusnya dalam proses belajar semua aspek pada manusia dilibatkan  sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Roger misalnya salah satu tokoh humanistiktik yang mengkaji “manusia utuh”, menarik kesimpulan bahwa manusia adalah mahluk selain sebagai mahluk fisik dan kognitif lebih utamanya sebagai mahluk emosional. Dari sinilah dapat kita simpulkan bahwa humanistiktik mengedepankan optimalisasi fungsi semua aspek yang ada pada manusia melalui penekanan belajar afeksi atau pemanfaatan otak kanan.[4]  Hal ini nampak dalam penggunaan istilah-istilah yang digunakan dalam teori ini, seperti pendidikan  bebas ketegangan,  bebas ancaman, pendidikan premisif (berpusat pada perasaan), dll.

C.    IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR

   1.      Teori Behavioris
Pada teori behavioris secara umum menggunakan pendekatan pembelajaran behavioris, artinya pendekatan yang berfokus pada perubahan perilaku. Kemudian lebih khusus pada pembelajarna bahasa pendekatan-pendekatan behavioris menurut nazri syakur, salah satunya adalah pendekatan fonetik. Pendekatan ini menekankan pada bunyi ujaran suatu kata atau kalimat dari bahasa yang didengar sebelumnya. Dalam pembelajaran bahasa Asing dikenal dengan pendekatan aural-oral. [5]
Dari pendekatan ini maka terbentuklah metode sintaksis. Metode sintaksis adalah metode yang digunakan untuk mengajar membaca dan menulis bagi pemula dengan menyajikan unsur satuan bahasa dan diikuti dengan satuan-satuan lain secara utuh, kemudian siswa disuruh mengenal dan menyalinnya secara bertahap mulai dari satu unsur ke unsur yang lain.
Metode ini sesuai dengan metode behavioris secara umum yakni mimetic atau memorize. Dimana pada metode ini siswa dituntut untuk mengahafal atau mengunkapkan kembali apa yang telah ia pelajari sebelumnya.[6] Biasanya pada pmbelajaran behavioris ini mengikutikurikulum secara ketat dan aktifitas belajar banyak didasarkan pada buku teks dengan penekanan siswa mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari.
Teknik yang digunakan dalam   teori ini salah satunya adalah tenik drill atau latihan. Seperti pada  konsep awal bahwa behaioris menekankan pada perubahan tingkahlaku, dimana perubahan tersebut dapat tercapai dengan adanya pembiasaan yang didapat dengan banyaknya latihan.
Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan secara Individual. Biasanya pengevaluasinya menggunakan paper and pencil test. Siswa dituntut untuk memberikan jawaban yang benar sesuai dengan keinginan guru. Dari sinilah tampak bahwa siswa cenderung diposisikan pasif dan guru memegang otoritas penuh.
Contoh lebih real penggunaan teori behavioris didalam pembelajaran  bahasa adalah tampak pada pembelajaran membaca iqra’ (pembelajaran bahasa asing).
   2.      Teori Kognitif
Dalam teori ini pembelajaran bahasa dikenal dengan nama pendekatan kognitif atau cognitive code. Pendekatan ini meletakan penekanan pada pemerolehan sadar bahasa sebagai suatu sistem bermakna berdasarkan psikologi kognitif dan linguistic transformasional.[7] Dengan kata lain, belajar bahasa pada dasarnya adalah  belajar bagaimana mengemukakan makna. Tujuan utama teori ini adalah agar para siswa beranjak dari pemahaman dasar bagaimana cara bahasa bekerja, menuju penggunaan bahasa di dalam mengkomunikasikan ide-ide yang aktual.
Teori ini menganggap belajar adalah suatu proses keseluruhan (learning by wholes), sehingga munculah metode global. Metode global adalah suatu metode yang digunakan dalam  pembelajaran qira’ah (reading) bagi siswa pemula. Metode ini bermula dengan penyampaian cerita pendek yang telah dikenal oleh para siswa sehingga dengan segera siswa akan memahami rangkaian cerita meskipun tidak mengerti huruf yang dibaca atau tidak mengahafalnya. Kemudian kisah yang tertulis tadi dipotong-potong menjadi kata dan berakhir menjadi huruf dari huruf-huruf tersebutlah kemudian para siswa diminta menyusun ulang menjadi kata yang lain, dan kemudian dapat menyusunan menjadi kalimat yang baru.
Sesuai dengan prinsip teori kognitif, yakni menjadikan siswa sebagai pemeran utama atau student center maka disini siswa dituntut untuk aktif mengkontruksikan pemahamanya sendiri, dan peranan guru hanya sebagai pendamping siswa. Hal ini melahirkan beberapa teknik pembelajaran,  diantaranya teknik diskusi dan teknik analisis. Dimana dari dua teknik tersebut menuntut siswa untuk aktif didalamnya.

   3.      Teori Humanistiktik
Pada dasarnya teori ini tidak memiliki rumusan tertentu mengenai belajar. Teori ini menyatakan bahwa semestinya semua aspek yang ada pada manusia seharusnya dilibatkan dalam pembelajaran.  Sehingga potensi yang ada pada individu dapat dioptimalkan secara maksimal. Dengan kata lain teori ini memandang manusia sebagai mahluk utuh.
Pendekatan dan metode humanistiktik sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan sebelumnya. Teori Humanistiktik lebih menekankan pada otak kanan daripada otak kiri. Sehingga lebih menekankan pada unsur emosi. Menurut Roger, pendekatan humanistik secara umum adalah pendekatan leissez-faire, yaitu suatu pendekatan dimana cara pembelajaran pada siswa dengan membiarkan siswa tersebut menemukan pengetahuannya sendiri.
Sedangkan  salah satu pendekatan humanistik dalam pembelajaran bahasa yang murni humanistiktik adalah belajar bahasa Komunitas yang dikemukakan oleh Curran.  Pendekatan Curran atau Belajar Bahasa Komunitas ini didasarkan pada psikoterapi. Dimana pembelajaran  bahasa sebagai persoalan antara seseorang psikoterapis dengan pasienya. Seorang guru dituntut untuk memiliki sikap “pemudah”, baik dalam menularkan pengetahuan maupun dalam menuntun para siswanya untuk maju. Dalam pendekatan ini terdapat 6 prinsip yakni, rasa aman, perhatian, aggression, reflection, dan semacam penyimpanan didalam  ingatan atas apa yang telah di pelajari dan anti dari diskriminasi.
Pada teori ini, karena menekankan pada unsur emosi dan disesuaikan dengan pendekatan curran diatas,  maka dapat disimpulkan metode dan teknik yang dapat diterapkan didalam pembelajaran bahasa adalah metode dan teknik konseling.




BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam pembelajaran bahasa dikenal tiga teori dasar yakni teori behavioris, kognitif, dan humanistiktik. Ketiga teori tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Teori behaviorisme lebih menekankan pada perubahan tingkah laku, teori kognitifkan lebih menekankan fungsi otak kiri yang condong pada mental, dan teori humanistiktik yang lebih menekankan pada emosi. Dari perbedaan ini maka pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam pengaplikasianyapun berbeda-beda.
Teori Behavioris didalam pengembangan bahasa menggunakan pendekatan Fonetik, dengan metode sintaksis (mimetic/memorize), dan teknik drill. Sedangakan teknik kognitif menggunakan pendekatan kognitif (cognitive code), metode Global, teknik diskusi dan analisis. Kemudian teknik Humanistik menggunakan pendekatan Belajar bahasa Komunitas, dengan metode dan teknik konseling.

B.     Saran

Demikianlah makalah ini, penulis menyadari dalam pembahasan makalah ini banyak kekurangan baik dari esensi materi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan dalam penulisan makalah berikutnnya.



DAFTAR PUSTAKA


         Taringan, Henry Guntur. Metodelogi Pengajaran Bahasa . Bandung : Penerbit Angkasa. 1991.
    Syakur, Nazri. Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan Belajar Bahasa (seri psikolinguistik). Yogyakarta: Bidang Akademik. 2008.
         Siregar, Eveline dan Nara hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Gahlia Indonesia.2010.
        Rahyudi, Heri. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Tinjauan Kritis. Jawa Barat : Reference. 2012.



[1] Dra. Eveline Siregar. M.Pd  dan Hartini Nara, M.Si, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor :Penerbit Ghalia Indonesia)  2010, hlm. 75
[2] I Dr. Heri Rahyudi, M.Pd., Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Dan Tinjauan Kritis, (Jawa Barat : Referens), 2012, hlm.17
[3] Ibid, hlm. 75
[4] Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan belajar Bahasa (seri Piskolinguistik), (Yogyakarata: Bidang akademik Uin Sunan Kalijaga), 2008, hlm.177
[5] Ibid, hlm.59
[6] Dr. Heri Rahyudi, M.Pd., Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Dan Tinjauan Kritis, (Jawa Barat : Referens), 2012, hlm.71
[7] Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan belajar Bahasa (seri Piskolinguistik), (Yogyakarata: Bidang akademik Uin Sunan Kalijaga), 2008, hlm.122

Tidak ada komentar:

Posting Komentar