untuk download file silahkan klik di sini
MAKALAH
Implementasi Teori-Teori Pembelajaran Bahasa Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu : Bpk. Nurhadi, MA.
Disusun Oleh:
Elsa Navella 15420117
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Belajar merupakan proses seseorang untuk mendapat pengetahuan.
Adapun pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan kepada pembelajar. Agar
mampu mencapai tujuannya. Dalam proses pembelajaran, seseorang harus memahami
segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan
memahami teori-teori belajar.
Dalam sejarah peradaban, telah banyak bermunculan teori-teori
belajar dari yang paling awal behavioris, kognitif, sampai humanistiktik. Dan
ketiga tersebut menjadi teori yang populer dan menjadi cikal perkembangan
teori-teori selanjutnya.
Namun sebagian orang,
memaknai teori hanya sebagai pengetahuan belaka. Dan terkadang tidak
menerapkan pengetahuan akan teori kedalam prakteknya. Sehingga praktek yang
dilakuakan hanya sekedar jalan dan tidak terarah, padahal esensi teori
sesungguhnya adalah sebagai petunjuk arah dalam praktek. Hal ini dapat terjadi
karena belum adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai teori beserta
implementasinya.
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang teori-teori belajar
beserta penerapannya. Adapun teori yang akan dibahas yakni teori belajar
Behavioris, Kognitif, dan Humanistik.
Beserta implementasi dalam pendekatan, srategi, maupun teknik yang diperoleh
dari tiap-tiap teori tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa makna
teori behavioris, kognitif dan humanistiktik?
2.
Bagaimana
Implementasi teori-teori tersebut?
C.
TUJUAN
1.
Memberikan
informasi tentang pengertian teori-teori belajar.
2.
Memberikan
informasi tentang Implentasi teori-teori belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Sebelum membahas tentang pengimplementasian teori-teori belajar
hendaknya terlebih dahulu memahami istilah-istilah yang berkaitan tentang
teori-teori tersebut. Adapun istilah-istilah yang akan dibahas dalam makalah
ini meliputi, istilah pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran.
1.
Pendekatan
teori
Menurut W.Gulo pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam
mengungkapkan cara siswa berinteraksi dengan lingkungan.[1]
Pendekatan juga dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, didalam mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Kemudian menurut
Perceival dan Ellington (1998),
mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran yang meliputi
pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher center) dan pendekatan yang berorientasi pada siswa (student
center).
2.
Metode
Pembelajaran
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Didalam penggunaan metode pun bervariasi tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai. Metode ini lebih bersifat prosedural yang berisi
tahapan-tahapan tertentu.
3.
Teknik
Pembelajaran
Menurut KBBI teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu,
cara membuat atau seni melakukan sesuatu. Secara harfiah juga diartikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikan suatu
metode. Teknik digunakan oleh guru sebagai jalan, alat, atau media yang
digunakan untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang akan
dicapai.
B. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN BAHASA
1.
Teori
Behavioris
Teori Behavioris merupakan teori yang paling awal berkembang. Teori
ini memandang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan kata lain
belajar dikatakan dapat mencapai tujuannya jika mampu merubah tingkah laku
pembelajar. Teori ini disebut juga sebagai teori belajar tingkah laku.
Teori behavioris berorientasi pada hasil yang dapat diukur,
diamati, diuji, dan dianalisis secara obyektif. Perubahan perilaku dalam teori ini diperoleh dengan
pengulangan dan pelatihan. Dalam proses
belajar teori ini hanya menitik beratkan pada stimulus-resppon dan mengabaiakan
proses. Teori behavioris hanya
memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang tampak yang dapat diamati. Dan tidak
mengakui segala sesuatu yang bersifat subjektif seperti, sensasi, hasrat,
tujuan bahkan berfikir dan emosi sejauh
kedua pengertian tersebut dirumuskan
secara subyektif.[2]
Dalam pembelajaran ini menyatakan
bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan
tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Dan guru memegang otoritas
penuh didalam kelas.
2.
Teori
Belajar Kognitif
Berlawanan dengan teori sebelumnya yakni behavioris, teori ini
lebih menekankan pada proses belajar daripada hasi belajar. Menurut teori ini belajar merupakan proses
berfikir yang kompleks. Teori kognitif memusatkan perhatian pada cara manusia
merasakan, mengolah, menyimpan, dan
merespons informasi serta mampu menggabungkan informasi yang baru dengan
informasi yang telah dimilikinya.[3]
Proses-proses kognitif meliputi 5 hal yaitu, presepsi, perhatian,
ingatan, bahasa, dan berpikir. Teori ini berhasil memberikan penjelasan
tentang pengaruh proses mental terhadap perilaku, yang sebelumnya diabaikan
pada teori behavioris.
3.
Teori
Belajar Humanistik
Teori ini lebih mengarah pada pembahasan tentang belajar dalam
bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa diamati
dalam dunia keseharian. Semua teori yang ada dapat dimanfaatkan asal sesuai
dengan tujuan teori ini yakni
“memanusiakan manusia”. Pada dasarnya teori ini tidak memiliki rumusan tertentu
mengenai belajar. Para tokoh aliran ini
beranggapan bahwa seharusnya dalam proses belajar semua aspek pada manusia
dilibatkan sehingga dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya.
Roger misalnya salah satu tokoh humanistiktik yang mengkaji
“manusia utuh”, menarik kesimpulan bahwa manusia adalah mahluk selain sebagai
mahluk fisik dan kognitif lebih utamanya sebagai mahluk emosional. Dari sinilah
dapat kita simpulkan bahwa humanistiktik mengedepankan optimalisasi fungsi
semua aspek yang ada pada manusia melalui penekanan belajar afeksi atau
pemanfaatan otak kanan.[4] Hal ini nampak dalam
penggunaan istilah-istilah yang digunakan dalam teori ini, seperti
pendidikan bebas ketegangan, bebas ancaman, pendidikan premisif (berpusat
pada perasaan), dll.
C. IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR
1.
Teori
Behavioris
Pada teori
behavioris secara umum menggunakan pendekatan pembelajaran behavioris, artinya
pendekatan yang berfokus pada perubahan perilaku. Kemudian lebih khusus pada
pembelajarna bahasa pendekatan-pendekatan behavioris menurut nazri syakur,
salah satunya adalah pendekatan fonetik. Pendekatan ini menekankan pada bunyi
ujaran suatu kata atau kalimat dari bahasa yang didengar sebelumnya. Dalam
pembelajaran bahasa Asing dikenal dengan pendekatan aural-oral. [5]
Dari pendekatan
ini maka terbentuklah metode sintaksis. Metode sintaksis adalah metode yang
digunakan untuk mengajar membaca dan menulis bagi pemula dengan menyajikan
unsur satuan bahasa dan diikuti dengan satuan-satuan lain secara utuh, kemudian
siswa disuruh mengenal dan menyalinnya secara bertahap mulai dari satu unsur ke
unsur yang lain.
Metode ini
sesuai dengan metode behavioris secara umum yakni mimetic atau memorize. Dimana
pada metode ini siswa dituntut untuk mengahafal atau mengunkapkan kembali apa
yang telah ia pelajari sebelumnya.[6] Biasanya
pada pmbelajaran behavioris ini mengikutikurikulum secara ketat dan aktifitas
belajar banyak didasarkan pada buku teks dengan penekanan siswa mampu
mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari.
Teknik yang
digunakan dalam teori ini salah satunya
adalah tenik drill atau latihan. Seperti pada
konsep awal bahwa behaioris menekankan pada perubahan tingkahlaku,
dimana perubahan tersebut dapat tercapai dengan adanya pembiasaan yang didapat
dengan banyaknya latihan.
Teori ini
menekankan evaluasi pada kemampuan secara Individual. Biasanya pengevaluasinya
menggunakan paper and pencil test. Siswa dituntut untuk memberikan
jawaban yang benar sesuai dengan keinginan guru. Dari sinilah tampak bahwa
siswa cenderung diposisikan pasif dan guru memegang otoritas penuh.
Contoh
lebih real penggunaan teori behavioris didalam pembelajaran bahasa adalah tampak pada pembelajaran
membaca iqra’ (pembelajaran bahasa asing).
2.
Teori
Kognitif
Dalam teori ini
pembelajaran bahasa dikenal dengan nama pendekatan kognitif atau cognitive
code. Pendekatan ini meletakan penekanan pada pemerolehan sadar bahasa sebagai
suatu sistem bermakna berdasarkan psikologi kognitif dan linguistic
transformasional.[7]
Dengan kata lain, belajar bahasa pada dasarnya adalah belajar bagaimana mengemukakan makna. Tujuan
utama teori ini adalah agar para siswa beranjak dari pemahaman dasar bagaimana
cara bahasa bekerja, menuju penggunaan bahasa di dalam mengkomunikasikan
ide-ide yang aktual.
Teori ini
menganggap belajar adalah suatu proses keseluruhan (learning by wholes),
sehingga munculah metode global. Metode global adalah suatu metode yang
digunakan dalam pembelajaran qira’ah
(reading) bagi siswa pemula. Metode ini bermula dengan penyampaian cerita
pendek yang telah dikenal oleh para siswa sehingga dengan segera siswa akan
memahami rangkaian cerita meskipun tidak mengerti huruf yang dibaca atau tidak mengahafalnya.
Kemudian kisah yang tertulis tadi dipotong-potong menjadi kata dan berakhir
menjadi huruf dari huruf-huruf tersebutlah kemudian para siswa diminta menyusun
ulang menjadi kata yang lain, dan kemudian dapat menyusunan menjadi kalimat
yang baru.
Sesuai dengan
prinsip teori kognitif, yakni menjadikan siswa sebagai pemeran utama atau student
center maka disini siswa dituntut untuk aktif mengkontruksikan pemahamanya
sendiri, dan peranan guru hanya sebagai pendamping siswa. Hal ini melahirkan
beberapa teknik pembelajaran,
diantaranya teknik diskusi dan teknik analisis. Dimana dari dua teknik
tersebut menuntut siswa untuk aktif didalamnya.
3.
Teori
Humanistiktik
Pada dasarnya
teori ini tidak memiliki rumusan tertentu mengenai belajar. Teori ini menyatakan
bahwa semestinya semua aspek yang ada pada manusia seharusnya dilibatkan dalam
pembelajaran. Sehingga potensi yang ada
pada individu dapat dioptimalkan secara maksimal. Dengan kata lain teori ini
memandang manusia sebagai mahluk utuh.
Pendekatan dan
metode humanistiktik sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan sebelumnya.
Teori Humanistiktik lebih menekankan pada otak kanan daripada otak kiri.
Sehingga lebih menekankan pada unsur emosi. Menurut Roger, pendekatan
humanistik secara umum adalah pendekatan leissez-faire, yaitu suatu pendekatan
dimana cara pembelajaran pada siswa dengan membiarkan siswa tersebut menemukan
pengetahuannya sendiri.
Sedangkan salah satu pendekatan humanistik dalam pembelajaran
bahasa yang murni humanistiktik adalah belajar bahasa Komunitas yang
dikemukakan oleh Curran. Pendekatan
Curran atau Belajar Bahasa Komunitas ini didasarkan pada psikoterapi. Dimana pembelajaran bahasa sebagai persoalan antara seseorang
psikoterapis dengan pasienya. Seorang guru dituntut untuk memiliki sikap “pemudah”,
baik dalam menularkan pengetahuan maupun dalam menuntun para siswanya untuk
maju. Dalam pendekatan ini terdapat 6 prinsip yakni, rasa aman, perhatian,
aggression, reflection, dan semacam penyimpanan didalam ingatan atas apa yang telah di pelajari dan
anti dari diskriminasi.
Pada teori ini,
karena menekankan pada unsur emosi dan disesuaikan dengan pendekatan curran
diatas, maka dapat disimpulkan metode
dan teknik yang dapat diterapkan didalam pembelajaran bahasa adalah metode dan
teknik konseling.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pembelajaran bahasa dikenal tiga teori dasar yakni teori behavioris, kognitif,
dan humanistiktik. Ketiga teori tersebut memiliki spesifikasi yang
berbeda-beda. Teori behaviorisme lebih menekankan pada perubahan tingkah laku,
teori kognitifkan lebih menekankan fungsi otak kiri yang condong pada mental,
dan teori humanistiktik yang lebih menekankan pada emosi. Dari perbedaan ini
maka pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam pengaplikasianyapun
berbeda-beda.
Teori
Behavioris didalam pengembangan bahasa menggunakan pendekatan Fonetik, dengan
metode sintaksis (mimetic/memorize), dan teknik drill. Sedangakan teknik
kognitif menggunakan pendekatan kognitif (cognitive code), metode Global,
teknik diskusi dan analisis. Kemudian teknik Humanistik menggunakan pendekatan
Belajar bahasa Komunitas, dengan metode dan teknik konseling.
B. Saran
Demikianlah
makalah ini, penulis menyadari dalam pembahasan makalah ini banyak kekurangan
baik dari esensi materi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan dalam penulisan
makalah berikutnnya.
DAFTAR PUSTAKA
Taringan, Henry
Guntur. Metodelogi Pengajaran Bahasa . Bandung : Penerbit Angkasa. 1991.
Syakur, Nazri.
Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan Belajar Bahasa (seri psikolinguistik). Yogyakarta:
Bidang Akademik. 2008.
Siregar,
Eveline dan Nara hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Gahlia
Indonesia.2010.
Rahyudi, Heri.
Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi Tinjauan
Kritis. Jawa Barat : Reference. 2012.
[1] Dra. Eveline Siregar. M.Pd
dan Hartini Nara, M.Si, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor
:Penerbit Ghalia Indonesia) 2010, hlm.
75
[2] I Dr. Heri Rahyudi, M.Pd., Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran
Motorik Deskripsi Dan Tinjauan Kritis, (Jawa Barat : Referens), 2012, hlm.17
[3] Ibid, hlm. 75
[4] Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan belajar
Bahasa (seri Piskolinguistik), (Yogyakarata: Bidang akademik Uin Sunan
Kalijaga), 2008, hlm.177
[5] Ibid, hlm.59
[6] Dr. Heri Rahyudi, M.Pd., Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi
Pembelajaran Motorik Deskripsi Dan Tinjauan Kritis, (Jawa Barat :
Referens), 2012, hlm.71
[7] Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan belajar
Bahasa (seri Piskolinguistik), (Yogyakarata: Bidang akademik Uin Sunan
Kalijaga), 2008, hlm.122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar