Senin, 12 Desember 2016

MAKALAH INTELIGENSI

SILAHKAN DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
UNTUK COVER SILAHKAN DOWNLOAD DISINI


BAB II
ISI
   A.    Pengertian inteligensi
            Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang mengambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dia hadapi. Sifat inteligensi tersebut tercermin dalam kehidupannya seperti tingkah lakunya serta cara berpakaiannya. Anak yang berinteligensi biasanya naik kelas, nilai tinggi serta akhlak yang baik, pakaian rapi dan bersih.
            Inteligensi (intelek) dalam KBBI menjelaskan bahwa intelek adalah daya atau proses pemikiran yang lebih tinggi yang berkenaan dengan pengetahuan.[1] Sedangkan menurut Charles Spearman (1863-1945) mengatakan intelegansi merupakan kemampuan tunggal.[2] Dia juga menjelaskan bahwa pada dasarnya ada 7 kemampuan utama yang menyangkut dengan inteligensi adalah
Ø  Menjumlah, mengurang, mengali dan membagi
Ø  Menulis dan berbicara
Ø  Memahami dan mengerti makna kata
Ø  Memperoleh kesan akan sesuatu
Ø  Memecahkan persoalan dan mengambil pengalaman
Ø  Mengerti dengan cepat hubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain
Ø  Mengenali objek dengan cepat
      Jadi dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah setiap yang ada, termasuk di dalamnya persepsi, ingatan, pikiran dan bahasa. Juga termasuk perilaku dalam memahami serta menyelesaikan persoalan dengan cepat, memiliki kreativitas tinggi dan imajinasi yang berkembang. Sebaliknya ketidakmampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah dan kreativitas serta imajinasi yang terbatas dianggap sebagai indikasi tidak dimilikinya inteligensi yang baik.



   B.     Perbuatan yang digolongkan inteligensi atau tidaknya
Suatu perbuatan bisa dikatakna inteligen dan kadang-kadang tidak, tergantung faktor yang menentukannya.[3]
1.    Memiliki taraf kesukaran
Banyak perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari kita selesaikan dengan tepat dan akurat, namun belum tentu perbuatan itu bisa dikatakan inteligen. Faktor yang menentukan perbuatan itu inteligen atau tidaknya adalah menimbang taraf kesukarannya. Anak umur 15 tahun menyelesaikan tugas pecahan matematika belum bisa dikatakan inteligen karena sudah sewajarnya dia bisa menyelesaikan itu. Tapi anak yang berumur 12 tahun bisa menyelesaikannya maka dapat dikatakan anak tersebut inteligen
2.    Perbuatan itu harus serasi-tujuan dan ekonomis
Harus serasi tujuan maksudnya adalah perbuatan itu menggunakan metode dan tidak serampangan walaupun kadang-kadang serampangan juga bisa berhasil namun hal ini hanya keberuntungan atau kebetulan belaka, kebetulan ini tidak bisa dikatakan inteligen. Ekonomis artinya hemat waktu dan tenaga
3.    Harus asli
Harus asli disini maksudnya adalah perbuatan itu bukan merupakan suatu kebiasaan atau hanya meniru orang lain
4.    Seringkali mempergunakan daya mengabstraksi
Abstraksi maksudnya adalah mengeluarkan. Orang yang inteligen bisa mengeluarkan sifat sesuatu untuk dipergunakan dalam sesuatu hal. Contohnya adalah orang yang memajang kaligrafi di dinding namun palu untuk menancapkan pakunya tidak ada lalu dia menggunakan batu. Di sini dia bisa mengeluarkan sifat keras batu untuk dijadikan palu
5.    Pengendalian perasaan dan pemusatan perhatian
Mengendalikan perasaan sangat diperlukan untuk berbuat inteligen. Misalkan orang yang melihat seseorang yang kecelakaan, namun tidak menolongnya lantaran terlalu kasihan dan terlalu ketakutan melihat kejadian kecelakaan itu.



   C.     Hal-hal yang Mempengaruhi Inteligensi
Tingkat inteligensi seseorang sangat bergantung pada faktor-faktor berikut ini:
1.      Faktor bawaan
Faktor utama yang sangat menentukan inteligensi seseorang adalah faktor bawaan. Orang yang dilahirkan dengan keterbelakangan dengan orang yang lahir normal itu berbeda. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa yang dilahirkan dengan keterbelakangan untuk memiliki inteligensi pada bidang tertentu.
      Seorang anak yang susah payah belajar tidak juga paham atau memahami sesuatu harus butuh waktu lama. Namun, ada anak yang dengan sekali baca langsung bisa memahami, tidak ada yang salah di sini namun anak yang susah memahami itu saja yang belum beruntung. Bahkan anak yang dilahirkan sama-sama normal juga memiliki tingkat kualitas inteligensi yang berbeda. Meskipun keduanya sama-sama belajar tetap juga faktor bawaanlah yang menentukan perkembangannya.
2.      Faktor kematangan
Faktor kematangan sama hal nya dengan usia, anak yang berumur 7 tahun tidak akan mengalami kesulitan saat menghadapi 8+9. Akan tetapi jika dihadapkan dengan 5+x=9, ia akan kehilangan akal. Apakah anak tersebut bodoh? Tentu saja tidak. Bisa jadi dia anak yang inteligen, Cuma belum matang untuk menghadapi soal seperti itu.
      Anak SD tidak akan tahu bagaimana rasanya cinta, lain halnya dengan mahasiswa. Apakah anak SD itu bodoh? Tidak. Karna dia belum matang dalam usia.
3.      Faktor pembentukan
Kematangan dipengaruhi dari dalam sedangkan pembentukan dipengaruhi dari luar.
Walaupun usia 2 anak sama seandainya mereka mendapatkan lingkungan berbeda tentu akan mempengaruhi tingkat inteligensi mereka. Wawasan anak yang hidup di kota mungkin akan lebih banyak daripada anak yang hidup di desa terpencil yang jauh dari pendidikan.


   D.    Bagaimana Inteligensi pada Manusia dan Hewan
            Apakah hewan juga punya inteligensi?. Percobaan yang dilakukan kohler akan menjawab pertanyaan ini. Percobaannya itu adalah menguji kecerdasan yang dimiliki simpanse. Pada saat Perang Dunia I kohler melakukan uji coba terhadap seekor simpanse di Jerman, tepatnya di pulau Kanari.[4]
            Percobaan pertama menguji respon simpase terhadap buah pisang. Simpanse tersebut dikandangkan kemudian diletakkan tongkat di dalam kandang tersebut sedangkan pisang diletakkan di luar kandang. Ujian pertama ini berhasil diselesaikan oleh simpanse tersebut dengan mengambil pisang menggunakan tongkat yang ada dalam kandang. Percobaan selanjutnya jauh lebih sulit yaitu dengan menggunakan peti-peti yang bisa disusun untuk mengambil pisan yang digantungkan di atas kandangnya, dan rintangan ini bisa diselesaikan oleh simpanse itu.
            Percobaan selanjutnya lebih sulit lagi, yaitu mengambil pisang menggunakan tongkat dan tongkatnya digantungkan diatas kandang. Namun, ujian ini tidak berhasil diselesaikan oleh simpanse. Disaat dia menyusun peti dia terlalu berhasrat mengambil pisang itu dan akhirnya dia bertingkah tidak karuan.
            Dari hasil percobaan tersebut bahwa paham yang dimiliki simpanse sangatlah terbatas dan kebanyakan para ahli berpendapat bahwa binatang itu tidak memiliki inteligensi sama sekali.
            Lain halnya dengan manusia, manusia bisa melihat banyak kemungkinan kalau tongkat tidak ada maka mereka akan mematahkan dahan kayu dan dijadikan tongkat. Dan lagipula manusia mempunyai banyak kesanggupan untuk membuat alat dan berkreasi tinggi. Inilah perbedaan antara intelegansi manusia dan binatang.
            Diluar hal itu, manusia memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang mulia dan sempurna. Manusia diberi akal fikiran serta kecerdasan oleh Allah untuk menjadi pengelola dan pengatur di bumi ini. Dengan kecerdasan itulah manusia mampu mengembangkan segala yang ada menjadi bermanfaat.


   E.     Peranan inteligenssi
Inteligensi erat kaitannya dengan gejala jiwa termasuk yang gejala-gejala dan fungsi-fungsi jiwa memegang peranan penting dalam perbuatan yang inteligen. Berikut beberapa peranan inteligensi
1.      Pengamatan
Sebelum bertindak seseorang harus memiliki pengamatan yang baik artinya ia harus dapat meninjau apa yang yang akan dia lakukan terhadap pilihan yang baik dan yang buruknya
2.      Tanggapan dan daya ingatan
Inteligensi yang tinggi dapat menimbulkan tanggapan dan daya ingat yang baik
3.      Fantasi
Seorang yang inteligensi pasti mempunyai fantasi yang kaya untuk melihat berbagai macam cara untuk menyelesaikan persoalan
4.      Berfikir
Seringkali pemecahan masalah melalui jalan berfikir
5.      Perasaan
Inteligensi juga memegang peranan dalam pengaturan perasaan dalam beradaptasi dengan berbagai masalah perasaan
6.      Perhatian
7.      Sugesti




[1] Think Digital, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 3.0.0
[2] Psikologi Suatu Pengantar, Linda L. Davidoff, hal. 96
[3] Ilmu Jiwa, al-Ghazali, hal. 131
[4] Ilmu jiwa, gazali, 1980 hal. 134

Tidak ada komentar:

Posting Komentar