"PENGGABUNGAN HURUF DAN PENAMBAHAN HURUF ALIF DAN LAM (ال) PADA AWAL KATA BENDA"
Huruf-huruf (hijaiyyah), apabila dirangkaikan satu dengan yang lainnya, mempunyai beberapa bentuk:
1. Bentuk berdiri sendiri
2. Bentuk apabila terletak pada permulaan kata
3. Bentuk apabila terletak pada pertengahan kata, dan
4. Bentuk apabila terletak pada akhir kata.
1. Bentuk berdiri sendiri
2. Bentuk apabila terletak pada permulaan kata
3. Bentuk apabila terletak pada pertengahan kata, dan
4. Bentuk apabila terletak pada akhir kata.
Pelajaran ini mungkin di anggap sepele bagi kebanyak pemula yang ingin mahir dalam bahasa Arab, tanpa mereka sadari bahwa pelajaran inilah yang sebenarnya lebih dahulu harus dipelajari
Pada permulaan suatu kata benda (اسم) dapat ditambahkan huruf alif dan lam (ال) untuk menunjukkan bahwa isim tersebut telah konkrit dan jelas atau yang biasa dikenal dengan istilah ISIM MA'RIFAH dan sebaliknya, isim yang belum berawalan huruf alif dan lam (ال) disebut dengan istilah ISIM NAKIRAH, karena isim tersebut masih asing atau belum konkrit.
Apabila suatu isim diawali oleh huruf alif dan lam maka cara pengucapannya berpariasi sesuai dengan huruf awal dari isim tersebut; apakah huruf awal isim tersebut termasuk jenis huruf-huruf AL-QAMARIYAH (ا، ب، ج، ح، خ، ع، غ، ف، ق، ك، م، و، ه، ي) ataukah jenis huruf-huruf ASY-SYAMSIYAH (ت، ث، د، ذ، ر، ز، س، ش، ص، ض، ط، ظ، ل، ن).
1. Apabila suatu isim diawali oleh salah satu jenis huruf AL QOMARIYAH seperti huruf ghain (غ) pada kata gulamun (غلام) kemudian ditambahkan huruf alif dan lam pada awal katanya, maka akan menjadi al-gulamu (الغلام), huruf alif-nya dibaca dengan baris FATHAH dan lam-nya dibaca dengan baris SUKUN. Akan tetapi, apabila kata Al-gulamu (الغلام) bersambung dengan kata lain sebelumnya, maka huruf alif-nya hilang dari ucapan (tidak hilang dari tulisan) dan huruf lam-nya tetap dibaca SUKUN.
2. Apabila suatu isim berawalan suatu huruf ASY-SYAMSIYAH, seperhiruf huruf SIN (س) pada kata Sa'atun (ساعة) kemudian ditambahkan huruf alif dan lam (الساعة), maka huruf lam-nya tidak dibaca, dan huruf alif-nya yang dibaca FATHAH berhubungan langsung dengan huruf sin (س) yang terdapat diawal isim yang dibaca TASYDID. Akan tetapi, apabila kata as-sa'atu (الساعة) disambungkan dengan kata lain sebelumnya, maka huruf alif dan lam tidak dibaca.
1. Apabila suatu isim diawali oleh salah satu jenis huruf AL QOMARIYAH seperti huruf ghain (غ) pada kata gulamun (غلام) kemudian ditambahkan huruf alif dan lam pada awal katanya, maka akan menjadi al-gulamu (الغلام), huruf alif-nya dibaca dengan baris FATHAH dan lam-nya dibaca dengan baris SUKUN. Akan tetapi, apabila kata Al-gulamu (الغلام) bersambung dengan kata lain sebelumnya, maka huruf alif-nya hilang dari ucapan (tidak hilang dari tulisan) dan huruf lam-nya tetap dibaca SUKUN.
2. Apabila suatu isim berawalan suatu huruf ASY-SYAMSIYAH, seperhiruf huruf SIN (س) pada kata Sa'atun (ساعة) kemudian ditambahkan huruf alif dan lam (الساعة), maka huruf lam-nya tidak dibaca, dan huruf alif-nya yang dibaca FATHAH berhubungan langsung dengan huruf sin (س) yang terdapat diawal isim yang dibaca TASYDID. Akan tetapi, apabila kata as-sa'atu (الساعة) disambungkan dengan kata lain sebelumnya, maka huruf alif dan lam tidak dibaca.
SEMOGA BERMANFAAT..
oleh :ibnu sirajuddin, belajar bahasa arab (facebook)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar