1.
QAWA’ID IMLA’ I : Mad, Tanwin, dan Syaddah.
a.
الْمَدُّ(Al-Madd)
Yang dimaksud mad atau harokat panjang
dalam pembahasan ini adalah merubah hamzah yang mati/sukun menjadi alif dengan
meletakkan tanda mad (~) diatas
alif untuk menunjukkan panjangnya bacaan. Ada beberapa hal yang menyebabkan
perubahan ini.
Penjelasan :
1.
Jika dua hamzah berkumpul menjadi satu diawal kalimat,
hamzah yang pertama berharokat fathah dan hamzah yang kedua mati/sukun, maka
dua hamzah ini dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
وصل آدم إلي الجامعة = أَأْدم
آمل أن يحضر المدير الحفل= أَأْمل
2.
Jika hamzah
diatas alif berharokat fathah dan berada diawal kalimat dan setelahnya adalah
alif, maka hamzah dan alif dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
كان المهندس آمرًا العمّال يهدم
العمارة= أَامر
3.
Jika hamzah
istifham masuk pada hamzah washal yang ada di ال takrif maka dua hamzah ini dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
آلكتاب مفيد؟= أ + الكتاب
4.
Jika hamzah
diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah
harokat fathah dan huruf setelahnya adalah alif, maka keduanya dirubah menjadi
alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
للصّحف مَآثر كثيرة= مأاثر
5.
Jika hamzah
diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah huruf
shahih yang mati/sukundan setelah hamzah adalah alif, maka keduanya dirubah
dengan tanda alif menjadi mad (~) diatasnya. Contoh:
المؤمن مرأة أَخيه= مرءاة
6.
Jika hamzah
diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah
harokat Fathah dan setelah hamzah adalah alif tasniyah maka hamzah dan alif
tasniyah dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh: هذان مَخْبَانِ كبيران= مَخْبَاء + ان
7.
Jika hamzah
diatas alif berharokat fathah dan berada ditengah kalimat, jatuh setelah huruf
shahih yang mati/sukun yang termasuk huruf yang tidak boleh disambung( ز- ر- ذ- د- ا- و) dan setelah hamzah
adalah alif tasniyah, maka keduanya dirubah menjadi alif dengan tanda mad (~) diatasnya. Contoh:
هذان جزآنِ من القرآن= جزأ + ان
b.
التَّنْوِيْن(Tanwin)
Tanwin adalah tanda baca yang yang hanya dapat diletakkan pada huruf terakhir suatu kata benda (ism),yang
tidak memiliki ال.
Tanwin terdiri atas 3 macam, yaitu :
1. Tanwin fathah yang disebut fathatan (فتحتان) berbunyi
/an/. Ini dilambangkan dengan dua fathah ( ً). Yang diletakkan diatas huruf.
2. Tanwin kasrah yang disebut kasratan (كسرتان) berbunyi /in/. ini
dilambangkan dengan dua kasrah ( ٍ ) yang diletakkan dibawah huruf.
3. Tanwin dhammah yang disebut juga dhammatan (ضمتان) berbunyi /un/. Ini dilambangkan dengan dua dhammah ( ٌ ) yang diletakkan diatas huruf.
Nashif
Yumayyin dalam al-Mu’jam al-Mufasshalfi al-Imla’, menjelaskan bahwa
tanwin dibagi menjadi dua,yaitu asli dan tidak asli.
a. Tanwin
Asli
Tanwin asli ada 4 yaitu:
1. Tanwin tankir (تنكير) yaitu tanwin yang berada
dalam isim makrifat untuk menjadikannya nakirah (bersifat umum). Seperti شاهدت يزيدَ ويزيدًا اخا ر , yazid adalah isim makrifat (bersifat
khusus/ tertentu) karena menunjukkan nama (alam/علم). Yazid yang pertama adalah
Yazid yang sudah dikenal. Yazid yang kedua termasuk isim makrifat adalah yazid
yang tidak dikenal bersifat umum karena tanwin yang disandangnya (يزيدًا). Tanwin
yang masuk pada isim makrifat yang menjadikannya nakirah ini disebut tanwin
tankir.
2. Tanwin iwadh (عوض), yaitu tanwin yang
menggantikan :
-
Huruf yang dibuang
-
Kalimat yang dibuang.
3. Tanwin tamkin, tanwin yang berada diakhir isim yang mu’rob
dan bukan isim ma’rifat. Seperti : قرأت جريدةً, هذا كتابٌ جديدٌ
4. Tanwin muqabalah (pengimbang), tanwin yang berada dalam
isim jama’ muannats salim sebagai bentuk muqabalah dengan nun (pengganti
tanwin) yang ada dalam jamak mudzakar salim.
b. Tanwin Tidak Asli
Tanwin
tidak asli lebih banyak digunakan dalam syair-syair, yang bertujuan untuk
keserasian (tanasub), keindahan dan penguatan makna. Seperti tanwin
al-tarannum) الترنم (, yaitu
menambahkan nun sukun pada qafiyah (akhir rima) suatu syair.
c.
الشدة atau اتشديد (asy-Syaddah atau at-Tasydid)
Yaitu tamda baca yang dilambangkan dengan tanda ( ّ ) yang diletakkan diatas
huruf untuk menunjukkan bahwa huruf tersebut harus dibaca ganda.
Yang diberitanda baca syaddah hanyalah
huruf-huruf yang terletak ditengah atau diakhir kata, sedangkan huruf yang
terletak diawal kata tidak diberi tanda syaddah.
Tanda syaddah
pada huruf awal hanya diberikan pada bagian kata benda yang menggunakan alif-lam
(
ال ),
sedangkan pada sebagian yang lain tidak.
DARI RATIH PBA UIN SUKA 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar