A. Pengertian Pendekatan
Dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu prosesyang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
B.
Pendekatan Saintifik
a. Pengertian
Pada materi pelatihan implementasi
kurikulum 2013 (2013) disebutkan pendekatan saintifik (scientific
approach ) dalam pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin. Pendekatan
saintifik ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi
seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai
atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non
ilmiah. Lebih lanjut disebutkan, pendekatan saintifik pembelajaran antara lain
meliputi langkah-langkah pokok :
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan informasi
4. Mengomunikasikan
b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
Pada pedoman pelaksanaan pembelajaran
yang terdapat dalam lampiran permendikbud RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah diuraikan bahwa
pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar.
Langkah
Pembelajaran
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Bentuk
Hasil Belajar
|
Mengamati (observing)
|
Mengamati
dengan indra
(Membaca,mendengar,menyimak,
melihat,menonton,
dsb) dengan atau tanpa alat.
|
Perhatian pada
waktu mengamati suatu objek atau membaca suatu tulisan atau mendengar suatu
penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on
task) yang digunakan untuk mengamati
|
Menanya (Question-ning)
|
Membuat dan
mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskuskusi tentang informasi yang
belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui atau sebagai
klarifikasi.
|
Jenis,
kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik ( pertanyaan
faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
|
Mengumpulkan
informasi atau mencoba (experimenting)
|
Mengekplorasi,
mencoba, berdiskusi, mendemostrasikan, meniru bentuk atau gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari
narasumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi atau menambah atau
mengembangkan.
|
Jumlah dan
kualitas sumber yang dikaji atau digunakan kelengkapan informasi, validatas
informasi ysng dikumpulkan, dan instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
|
Menalar atau
mengasosiasi (associating)
|
Mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena atau informasi yang
terkait dalam rangka menemukan.
|
Mengembangkan
interprestasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari
dua fakta atau konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua fakta atau konsep.
|
Mengumpulkan
informasi atau mencoba (experimenting)
|
Mengekplorasi,
mencoba, berdiskusi, mendemostrasikan, meniru bentuk atau gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selaian buku teks, mengumpulkan data dari
nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi atau menambah atau
mengembangkan.
|
Jumlah dan
kualitas sumber yang dikaji atau digunakan kelengkapan informasi, validatas
informasi ysng dikumpulkan, dan instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
|
Langkah pembelajaran tersebut diatas
dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Tertuang
dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 SD Kelas III
dan VI (Kemendikbud: 2015),[1]
memuat langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai
berikut.
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam
proses mengamati adalah: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, melatih
ketelitian, dan mengumpulkan informasi. Kegiatan mengamati mengutamakan
kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full learning). kegiatan
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Melalui
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan
mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Menentukan objek apa yang akan
diobservasi .
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan
lingkup objek yang akan diobservasi.
3) Menentukan secara jelas data-data apa
yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan
di observasi.
5) Menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan
lancar.
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan
atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Guru dan peserta didik perlu memahami
apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik
masih dalam jenjang SD, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media
gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual. Kegiatan
mengamati bertujuan untuk melatih ketrampilan peserta didik dalam mencari dan
menggali informasi dari kegiatan mengamati gambar dan mencermati teks bacaan.
Pengamatan gambar dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan pengetahuan awal
peserta didk sehingga proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan
membangkitkan antusias peserta didik karena dapat mengaitkan pengalaman
belajarnya dengan kehidupan nyata, seperti objek pengamatan dalam gambar
dikembangkan yang ada di lingkungan sekolah ataupun rumah. Gambar-gambar yang
diamati juga harus bervariasi dan dapat membangkitkan keingintahuan peserta
didik sehingga dapat memancing peserta didik untuk bertanya hal-hal yang ingin
diketahui dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Ketika peserta didk mengamati dan
menjawab pertanyaan guru, maka mereka sudah memadukan dan mengakomodasi mata
pelajaran Bahasa Indonesia (untuk aspek mendengarkan, berbicara, dan membaca
gambar, serta menulis hasil identifikasi ). Bagi peserta didik SD yang belum
lancar membaca tulisan akan diganti dengan membaca gambar.[2]
2. Menanya
Melalui kegiatan pengamatan yang
dilakukan sebelumnya, peserta didik dilatih keterampilannya dalam bertanya
secara kritis dan kreatif. Guru menstimulus rasa ingin tahu peserta didik
dengan memberikan beberapa pertanyaan pancingan dan memberikan kesempatan kepada
pesertad didik untuk membuat dan merumuskan pertanyaan mereka sendiri. Peserta
didik yang masih duduk di SD tidak mudah diajak tanya jawab apabila tidak
dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya mampu
menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Saat guru bertanya, pada saat itu pula guru
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong peserta
didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Pertanyaan dimaksudkan
untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam
bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pertanyaan, asalkan
keduanya menginginkan tanggapan verbal. Melalui media gambar peserta didik di
ajak tanya jawab kegiatan apa saja yang harus dilakukan peserta didik sesuai
tema yang sedang dipelajari. Kegiatan menanya diharapkan muncul dari peserta
didik.
Kegiatan menanya dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Menanya tidak selalu diungkapkan, tetapi ada didalam pikiran peserta didik.
Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya, guru harus memberi kesempatan
mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Sebagai contoh, guru dapat memancing
dengan pertanyaan: “ Apa saja yang bisa kamu tanyakan tentang bacaan tadi ?”
atau “ Buatlah pertanyaan sebanyak mungkin dari bacaan tadi” atau “ Bagaimana
cara perkembangbiakkan hewan yang ada dalam bacaan?” dan lain-lain yang
mengarah pada cara perkembang biakkan hewan disekitar peserta didik. Kegiatan
bertanya oleh guru dalam pembelajaran sanga penting, sehingga tetap harus
dilakukan.
Fungsi
bertanya adalah sebagai berikut :
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat,
dan perhatian peserta didik tentang suatu tema.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta
didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta
didik sekaligus menyampaikAn rancangan untuk mencari solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik
dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik
dalam berdiskusi, ber-argumen mengembangkan kemampuan berfikir, dan menarik
kesimpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berfikir
spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.[3]
3. Mengumpulkan Informasi atau Eksperimen
(Mencoba)
Dari pertanyaan-pertanyaan yang
dirumuskan pada kegiatan sebelumnya, peserta didik dibimbingdan diberi
kesempatan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bisa mereka olah untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki sebelumnya. Kegiatan
pengumpulan informasi ini bisa dilakukan melalui berbaga macam kegiatan yang
berbeda, yaitu antara lain: Mencari jawaban atau informasi dari lingkungan atau
internet atau melakukan kegiatan yang relevan, melakukan eksperimen; membaca
sumber lain selain buku teks; mengamati objek atau kejadian atau aktivitas; dan
wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi atau eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, meghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau autentik peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA yang ada di dalam
Bahasa Indonesia dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun
harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode iilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari`
Agar
pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar hendaklah:
1) Merumuskan tujuan eksperimen yang akan
dilaksanakan peserta didik.
2) Bersama peserta didik mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan.
3) Memperhitungkan tempat dan waktu.
4) Menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan peserta didik.
5) Membicarakan masalah yang akan dijadikan
eksperimen.
6) Membagi kertas kerja kepada peserta
didik.
7) Membimbing peserta didik melaksanakan
eksperimen.
8) Mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Sebagai contoh, kegiatan yang dapat
digunakan untuk melatih peserta didik dalam mengumpulkan informasi atau
melakukan eksperimen dari tahap kegiatan bertanya yaitu tentang perkembangbiakkan
hewan. Guru dapat menugaskan peserta didik untuk menyelidiki perkembangbiakkan
hewan yang ada di buku bacaan, di lingkungan sekolah dan rumah. Melalui
kegiatan sederhana ini diharapkan peserta didik dapat menemukan sendiri cara
perkembangbiakkan hewan.[4]
4. Mengasosiasi/
Mengolah informasi
Kegiatan
belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah
sebagai berikut:
a) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; dan
b) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
informasi dari berbagai sumber yang memilki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan.
Kompetensi
yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan proedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan.
Dalam
kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegita menalar. Istilah
“menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang
dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarka bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir
yag logis dan sistemastis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dmaksud merupakan penalaran
ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah
menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan
dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Oleh
karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran Kurikulum 2013
dengan pendekatan saintifik banyak merujuk pada teori asosiasi. Iatilah
asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa
kemudian memasukkannya menjadi penggalan materi.
Bagaimana
aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembanga aktivitas
pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan
dengan cara berikut ini (Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum Jenjang
Sekolah Dasar Tahun 2015, Tematik Terpadu Kelas VI:136)
a)
Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai degan tuntunan kurikulum.
b)
Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau tugas utama guru
adalah memberi intruksi singkattapi jelas degan disertai contoh-contoh.
c)
Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis,
dimulai dan yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratan tinggi).
d)
Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati.
e)
Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
f)
Perlu pengulangan dan latihan agar perilkau yang diinginkan menjadi
kebiasaan.
g)
Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang diinginkan
menjadi kebiasaan.
h)
Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk memberikan
tindakan perbaikan.
Pada
tahap pengolahan data, peserta didik dengan bimbingan guru mengolah informasi
dan menyimpulkan yang bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok,
atau bisa juga dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah
informasi ang telah mereka dapatkan dari kegiatan sebelumnya (menggali
informasi). Sebagai contoh, tahap ini adalah mengolah tentang tahapan yang ada
pada perkembangbiakan ayam, perubahan pada setiap tahapan. Perubahan yang
diamati meliputi perubhana bentuk, warna, ukuran, pertambahan bulu ayam, dan
hal lainnya yang bisa diamati, cara berkembang biak hewan dan manfaat yang diperoleh
dari proses perkembangbiakan hewan. Pada tahap ini peserta didik menuliskan
tahapan dan ciri-ciri di setiap tahapan perkembangbiakan ayam pada tempt yang
sudah disediakan. Pada tahap ini peserta didik juga diarahkan untuk berlatih
menulis dengan urutan ang tepat, menggunakan huruf besar dan tanda baca yang
benar.
Pada
tahapan mengolah informasi ini juga peserta didik sedapat mungkin dikondisikan
belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru
fungsu guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya peserta
didiklah yang harus aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai
satu falsafah pribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik
terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dega empti, sling
menghormati, dan menerima kekurnga atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan pesera didik menghadapi
aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik secara
bersama-sama, saling bekerjsama, saling membantu mengerjakan hasil tugas
terkait dengan materi yang sedang dipelajari.[5]
5. Mengomunikasikan
Pada
kegaiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil
pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau
secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan
mengomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik mengetahui secara benar
apakah jawaban yang telat dikerjakan sudah bener atau ada yang harus
diperbikaiki. Hal ni dapat juga diartikan sebagai kegiatan konfirmasi.
Kegiatan
belajar mengomunikasikan adalah mnyampaiakan hasil pegamatan, kesimpulan
berdasarkan anaisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang
dikembangkan dalam tahapan mengomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, kemampaun berfikir sistematis, mengungkapakan pendapat dengan singkat
dan jelas, an mengembagkan kemampuan berbahasa yang bai dan benar.
Kegiatan
menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan
bersama dalam kesatuan satu kelompok atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri
setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Kegiatan ini sekaligus
merupakan kesempatan bagi guru untuk melakukan konfimasi, terhadap apa yang
telah disimpulkan oleh peserta didik. Hasil tugas yang telah dikerjakan
bersama-sama, kolaboratif dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil
penctatan dilakukan kedalam file atau map peserta didik terisi dari hasil
pekerjaannya sendiri secara individu.[6]
[1] Dr. Supinah, Guru Pembelajar, Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi, Pedagogik
Metodologi Pembelajaran Di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan Kementrian Pendidikan Dan Kebudyaan, 2016), hlm. 23-25
[2] Ibid., hlm.26-27
[3] Ibid., hlm.28-29
[4] Ibid., hlm.30
[5] Ibid., Hlm. 31-33
[6] Ibid., Hlm. 33-34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar